Panen Belum Turunkan Harga Pangan

Efek panen padi di daerah belum terasa sehingga penurunan harga yang terjadi masih sangat kecil.

JAKARTA. Memasuki bulan Februari 2018, harga sejumlah komoditas pangan belum menunjukkan tanda-tanda melandai. Pada umumnya harga bahan pangan masih pada level stabil tinggi.

Salah satu jenis pangan yang menjadi sorotan adalah beras. Walau sudah masuk panen di sejumlah daerah sentra produksi, namun harga beras masih mengalami anomali karena tetap tinggi.

Dengan sudah masuknya musim panen padi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Senin (29/1) lalu menyebut, harga gabah di tingkat petani sudah turun sekitar Rp 800 per kilogram (kg). Penurunan ini menurutnya akan berdampak pada penurunan harga beras di pasaran.

Namun, berdasarkan pantauan KONTAN di beberapa pasar di Jakarta pada Minggu (4/2), harga beras jenis medium masih berkisar Rp 12.000 per kg dan harga beras jenis premium sekitar Rp 14.000 – Rp 16.000 per kg.

Menurut Buyung, salah satu pedagang beras di Pasar Bendungan Hilir Jakarta Pusat, harga beras belum mengalami penurunan. “ Masih sama seperti sebelumnya. Masih tinggi,” kata Buyung kepada KONTAN, Minggu (4/2)

Meski harga beras masih dalam level tinggi, tapi Buyung mengaku tidak kesulitan mendapatkan pasokan beras dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Pasokan dinilai masih lancar meski pedagang masih harus merogoh kocek lebih dalam karena harga belinya sudah tinggi dari PIBC.

Nurwangsa, pedagang beras di Pasar Palmerah Jakarta Barat juga bilang, tingginya harga beras di PIBC membuatnya beralih untuk mengambil beras langsung dari daerah sentra beras seperti Karawang, Indramayu, dan Cirebon. “Harga beras dari daerah saja sudah tinggi, apalagi dari PIBC,” katanya.

Menurutnya, saat ini sudah ada panen padi di Demak Jawa Tengah. Namun, menurutnya, harganya masih terlalu tinggi dengan kadar air yang tinggi pula.

Masih tingginya harga beras dibenarkan oleh Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri. Harga yang masih stabil tinggi disebabkan karena efek panen di daerah belum terasa sehingga penurunan harga yang terjadi masih sangat kecil.

Harga beras penurunannya cukup terasa hanyalah beras jenis IR-64 dari yang sebelumnya Rp 10.000 per kg menjadi Rp 9.600 per kg. Sementara beras medium berkisar Rp 10.900 – Rp 12.000 per kg. Untuk beras premium harganya Rp 13.500 – Rp 16.000 per kg.

Dia memprediksi harga beras belum akan turun dalam waktu dekat, karena panen raya baru terjadi pertengahan dan akhir bulan ini.

Panen padi yang terjadi di daerah produksi belum terasa sampai daerah lain.

Harga cabai dan daging

Selain beras, komoditas bahan pangan lain yang harganya cukup tinggi adalah cabai. Berdasarkan pantauan KONTAN di Pasar Palmerah, harga cabai rawit hijau Rp 50.000 per kg, sedangkan cabai keriting merah dan cabai rawit merah berkisar Rp 40.000 per kg. Sementara itu, harga cabai di Pasar Bendungan Hilir rata-rata sekitar Rp 40.000 per kg.

Menurut Harsini, pedagang di Pasar Palmerah, harga cabai sudah menunjukkan penurunan dalam beberapa hari ini. “ Sudah mulai turun.  Sebelumnya cabai rawit merah dari Rp 60.000 per kg menjadi Rp 40.000 per kg,” ujarnya. Di pasar yang sama harga daging sapi bertahan di angka Rp 120.000 per kg dan daging ayam ras Rp 34.000 per ekor.

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan (Kemdag) Ninuk Rahayuningrum mengklaim, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk menstabilkan harga pangan yang melonjak tinggi, terutama beras. Bahkan dalam waktu dekat Kemdag juga akan menggelar operasi pasar untuk menjaga harga, sambil berharap harga turun jelang panen raya.

Sumber: Harian Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar