Bank Mandiri Tingkatkan Kredit Manufaktur

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tahun ini mulai menggenjot pertumbuhan kredit manufaktur yang diperkirakan mencapai 10-20%. Saat ini, komposisi kredit sektor manufaktur belum dominan dan masih menjadi tantangan.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya akan memantau pertumbuhan sektor manufaktur agar perseroan bisa masuk ke sektor tersebut. Hal tersebut guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sesuai arahan dari pemerintah.

Selain itu, perseroan masih aktif menyalurkan kredit ke sektor produktif, seperti infrastruktur, perkebunan, mineral, mining, perumahan. Untuk kredit konsumer, tahun ini perseroan akan menggenjot kredit kendaraan bermotor (KKB), kredit multiguna.

“Kami belum dominan di manufaktur, tapi kami akan lihat kalau bagus bisa masuk. Tahun ini manufaktur bisa naik 10-20% harapannya,” kata Tiko, sapaan akrab Kartika, di Jakarta, Rabu (7/2).

Untuk meningkatkan kredit ke manufaktur, Tiko menjelaskan, perseroan akan masuk ke kredit pengolahan komoditas yang memiliki potensi. Menurut dia, jika ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5%, perbankan harus ikut serta masuk ke sektor manufaktur.

Pada kesempatan itu, Chairman of Advisory Board Mandiri Institute Chatib Basri menjelaskan, sektor manufaktur memang harus mendapatkan insentif dari pemerintah, salah satunya lewat insentif pajak dan kredit perbankan.

Dia mencatat, pertumbuhan ekonomi negara Asean seperti Singapura, Filipina, Vietnam, dan Malaysia bisa tumbuh di atas 5% karena negara tersebut fokus meningkatkan sektor manufaktur. “Mereka basisnya manufaktur, jadi pertumbuhan ekonomi mereka cepat naiknya. Isu yang dibahas harusnya adalah manufaktur, karena potensinya besar sekali,” jelas dia.

Tiko menambahkan, pihaknya dalam menandai proyek infrastruktur dilakukan dengan dana jangka pendek maksimal dua tahun. Selain itu, perseroan mengoptimalkan pendanaan wholesale banking di luar dana pihak ketiga (DPK). Bank Mandiri pun melakukan sekuritisasi sebagai opsi pendanaan, serta menerbitkan Komodo Bond, dan sukuk.

“Kami juga akan mengoptimalkan peran investor swasta dengan private public partnership (PPP),” lanjut Tiko.

Tahun ini perseroan masih akan membiayai proyek infrastruktur seperti jalan tol, light rail transit (LRT), trans Sumatera. Semua masih dalam progres sesuai pembangunan fisik, dan diharapkan berjalan cepat. Tahun lalu belum selesai karena ada kendala dalam pembebasan tanah. “Sektor baru tidak banyak, kami melanjutkan yang sudah ada saja,” ujar Tiko.

Sumber : beritasatu.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar