
Presiden Jokowi bicara soal kemungkinan bangkitnya ekonomi di kuartal ketiga. Menurutnya, berbagai sektor andalan yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi tidak bisa terlalu diharapkan.
Merebaknya pandemi virus corona telah membuat sektor ekspor menjadi sulit. Tak hanya itu, pendapatan pajak di bulan Juli juga stagnan.Begitu pula dengan daya beli masyarakat, menurun drastis akibat berlakunya kebijakan PSBB yang membatasi okupansi hotel, restoran, hingga pariwisata.”Untuk meningkatkan ekspor sulit pasarnya, konsumsi domestik daya beli juga, informasi ke Bapak Ibu semua penerimaan pajak di bulan Juli mulai stuck lagi. Daya beli masyarakat sudah mentok lagi karena terkendala, misalnya restoran hanya buka 50 persen, tempat wisata, okupansi hotel juga belum bisa tinggi,” ujar Jokowi dalam ratas di Istana Negara, Senin (24/8).
Satu-satunya peluang untuk memulihkan perekonomian, menurut Jokowi, yakni dengan menggenjot sektor investasi. Ia melihat meningkatkan jumlah investasi yang masuk itu bisa menjadi jurus lain untuk mengungkit ekonomi agar tidak mengalami resesi.
“Harus ada jurus lain yang bisa kita lakukan yaitu dengan meningkatkan investasi agar kuartal ketiga bisa mengungkit. Saya kira kuncinya di investasi,” ujar Jokowi.

Atas dasar itu, Jokowi meminta dua menterinya yang mengurusi investasi, yakni Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan serta Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, agar bisa menggenjot sektor tersebut. Ia ingin pertumbuhan investasi harus dijaga supaya tidak jatuh lebih dari minus 5 persen.
“Saya minta Pak Menko Maritim yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita di kuartal ketiga. Kuncinya selain konsumsi domestik, hanya satu yang penting lagi, jangan sampai investasi tumbuhnya minus di atas 5 persen,” ujarnya.
“Tadi malam saya udah ngomong dengan Kepala BKPM, Bahlil sudah menyanggupi, ‘sanggup Pak Rp 213 triliun’,” sambung Presiden Jokowi.
Sumber: kumparan
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan Balasan