Harga Ayam Terkerek Kenaikan DOC

Harga daging dan telur ayam diprediksi dalam waktu dekat bakal terbang

JAKARTA. Harga daging ayam dan telur ayam dalam waktu dekat semakin mendaki. Pasalnya, harga bibit ayam atau day old chick (DOC) kembali terkerek naik. Kenaikan harga DOC ini disebabkan banyaknya DOC yang masuk ke perusahaan terkan terintegrasi, baik untuk ayam pedaging maupun petelur.

Jika pada kondisi normal harga DOC ayam pedaging berada di level Rp 4.100 per ekor, saat ini , harganya sudah berada di level Rp 5.500 per ekor. Sedangkan harga DOC ayam petelur saat ini sudah menyentuh Rp 6.500 per ekor dari harga ekor. Harga ini berlaku untuk di Jabodetabek dan Pulau Jawa. Nah, harga DOC di Pulau Jawa. Nah, harga DOC di Pulau Sumatra justru bisa melejit hingga Rp 8.000 per ekor.

Ketua Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) Sigit Prabowo mengatakan, kenaikan harga DOC saat ini cukup kontradiktif dengan fakta dilapangan. Soalnya, harga ayam di tingkat peternak justru kembali anjlok pasca lebaran lalu. “Harga ayam di tingkat peternak saat ini turun menjadi Rp 17.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya sempat  Rp 20.000 per kg,” ujarnya, Senin (1/8).

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan, kenaikan harga DOC saat ini karena banyak DOC yang masuk ke internal perusahaan peternakan besar terintegrasi.

Bai peternak yang akan mulai membudidayakan ayam mereka, harga DOC yang tinggi ini cukup berbahaya karena ketika panen nanti tak ada jaminan harga ayam di tingkat peternak akan tinggi. “Harga DOC yang wajar bagi peternak adalah Rp 5.000-Rp 5.500 per ekor,” ujarnya.

Lebih jauh, SInggih mengungkapkan perusahaan besar akan mengeluarkan hasil panen mereka dari DOC yang masuk saat ini sehingga peternak potensi gulung tikar.

Pantau jalur distribusi

Selain daging ayam, kenaikan harga DOC juga memucu kenaikan harga telur ayam yang selepas lebaran lalu harganya masih stabil tinggi di kisaran Rp 23.000 per kg. Namun, SInggih menilai kenaikan harga DOC ayam petelur tidak akan mendorong kenaikan harga telur karena secara jumlah populasi ayam petelur tetap. Bahkan, dalam enam bulan ke depan, harga telur bisa jatuh karena pasokan telur akan membanjir di pasaran. Alhasil, peternak ayam petelur meski mewaspadai potensi tersebut.

Koordinator Forum Peternak Ayam Petelur (Layer) Nasional Musbar mengatakan kenaikan harga DOC ayam petelur saat ini juga disebabkan karena faktor transportasi. Maklum, sebagian pembibitan  DOC ayam petelur berada di Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat.

Dampak dari kenaikan harga DOC ayam petelur ini dalam waktu dekat adalah harga telur akan ikut merangkak naik di sejumlah daerah di luar pulau Jawa.

Menurut Musbar, harga DOC ayam petelur sebenarnya tidak perlu naik saat ini karena pasikan mencukupo. Dia justru meminta agar industry produsen DOC ayam petelur memantau jalur distribusi DOC ke peternak karena waran disalahgunakan para pedagang untuk memainkan harga.

Musbar mengakui bahwa biaya pokok produksi (BPP) bibit ayam petelur lebih mahal dari BPP ayam pedaging. Ambil contoh, harga bibit ayam petelur yang betina di tingkat produsen saat ini Rp 4.500-Rp 4.800 per ekor dan bibit ayam petelur jantan hanya Rp 1.300 per ekor. Sementara harga bibit ayam pedaging Rp 4.250 per ekor.

Musbar menghitung, produksi bibit ayam petelur hanya 3,8 juta hingga 4,2 juta ekor per minggu dengan rata-rata produksi telur nasional 7.800 ton per hari. Karen itu, dia menuding kenaikan ini adalah ulah spekulen.

 

Sumber: Kontan

Penulis : Noverius Laoli

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: