Jakarta. Memasuki triwulan terakhir tahun ini, sejumlah harga komoditas pangan strategis berpotensi melonjak. Berbagai alasan mempengaruhi kenaikan harga pangan tersebut. Komoditas yang paling rentan mengalami kenaikan harga adalah beras, daging sapi, serta bawang merah dan cabai merah.
Untuk beras, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejak September lalu, harga gabah kering panen (GKP) mulai merangkak naik sebesar 1,29% menjadi Rp 4.537 per kilogram (kg) dari bulan Agustus yang hanya Rp 4.479 per kg.
Meski kenaikan ini tipis, namun hal ini bisa menjadi sinyal bahwa harga beras bakal naik hingga akhir tahun nanti. Apalagi, musim panen beras dinyatakan usai sejak bulan September lalu dan Oktober 2016-januari 2017 adalah masa paceklik.
Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta timur, Zulkifli Rasyid mengakui bahwa harga beras hingga akhir tahun akan mengalami kenaikan, namun tidak akan signifikan.
Ia menyebut peredam lonjakan harga beras hingga akhir tahun ini adalah masih ada panen di sejumlah daerah karena musim kemarau basah lalu banyak petani yang tetap menanam. Selain itu, bulog memastikan punya stok beras 2 juta ton di gudang mereka. “Karena stok berkurang dari kondisi normal, harga akan naik tapi tidak sampai terjadi gejolak,” ujarnya, Selasa (4/10).
Zulkifli memprediksi, kenaikan harga beras untuk tiga bulan terakhir tidak lebih dari Rp 500 per kg. berbeda dengan kondisi dua tahun lalu ketika harga beras di kuartal terakhir melonjak hingga Rp 3.000-Rp 4.000 per kg, yakni dari Rp 7.000 per kg menjadi Rp 11.000 per kg. Zulkifli bilang saat ini harga beras medium di PIBC dibanderol mulai Rp 7.700 per kg untuk kualitas terendah.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, harga cabai dan bawang merah juga perlu mendapatkan perhatian hingga penghujung tahun ini. Pasalnya, dua sejoli komoditas hortikultura ini selalu naik signifikan pada periode Oktober-Desember.
Tingginya permintaan yang tidak didukung oleh produksi yang maksimal karena musim hujan membuat gejolak harga bawang merah dan cabai selalu sulit direndam.
Abdullah bilang saat ini harga cabai merah di pasar sudah menyentuh level Rp 45.000 per kg. padahal, dua pekan lalu harganya masih Rp 35.000 per kg. begitupun dengan bawang merah yang masih bertengger di harga Rp 37.000 –Rp 42.000 per kg, tergantung dari kualitasnya.
Tunggu respon publik
Karena itu, Abdullah mendesak agar pemerintah segera memetakan sebaran produksi pangan di seluruh daerah guna mengatur distribusi sehingga harga bisa tetap stabil.
Potensi kenaikan harga juga bisa terjadi pada komoditas daging sapi. Pasalnya, saat ini ada kabar yang menyatakan bahwa perusahaan penggemukan sapi atau feedloter terhambat memperoleh Surat Persetujuan Impor (SPI) sapi bakalan untuk kuartal akhir tahun ini. Hal ini bisa memicu harga daging sapi segar naik di pasar.
Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya mengatakan peluang kenaikan harga daging sapi sangat terbuka hingga akhir tahun ini karena permintaan daging sapi cukup tinggi.
Namun, kenaikan daging sapi di akhir tahun ini sangat tergantung pada respon masyarakat terhadap daging sapi impor Australia dan daging kerbau impor India yang harganya dijual lebih murah di pasaran, yakni sekitar Rp 65.000-Rp. 80.000 per kg. “Kalau pasokan daging impor (beku) ini mendapat respon positif, maka harga daging sapi di pasar tidak akan bergejolak,” ujar Sarman.
Penulis: Noverius Laoli, Fahriyadi
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar