Jakarta. Cadangan devisa Oktober 2016 turun tipis US$ 700 juta dibandingkan September 2016, menjadi US$ 115 miliar. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara bilang, penurunan cadangan devisa karena penerimaan pajak dan penerbitan surat berharga BI (SBBI) valas tidak cukup menutupin kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo. “Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi indonesia ke depan,” kata Tirta dalam keterangan resminya, Senin (7/11).
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, penurunan cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah. Sebab biasanya di bulan Oktober banyak pelunasan utang. Di sisi lain, penurunan cadangan devisa juga karena dana repatriasi dari program amnesti pajak yang belum seluruhnya masuk. “Penurunan cadangan devisa bukan karena intervensi rupiah, karena kurs rupiah di Oktober cenderung stabil di kisaran Rp 13.000 per dollar AS terus,” katanya.
David memproyeksikan, rupiah di akhir tahun akan stabil dan berada di level Rp 12.900-Rp 13.300 per dollar AS. Sementara posisi cadangan devisa sampai akhir tahun cenderung naik bisa melebihi US$ 120 miliar didorong masuknya dana repatriasi amnesti pajak dan kenaikan penerimaan migas seiring kenaikan harga komoditas dan minyak.
Penulis: Adinda Ade Mustami
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar