
JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai perekonomian Indonesia memiliki kekuatan tersendiri dibandingkan negara lainnya dalam menangkal ketidakpastian global, seperti akan dinaikkannya suku bunga The Fed dan Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat.
“Pemerintah pasti dari sisi pengelolaan perekonomian akan melihat semua sektor dari sisi sumber-sumber ekonomi, apakah mempengaruhi ekspor-impor atau kepada nilai tukar,” ujar Sri Mulyani di gedung Menteri Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Menurut Sri Mulyani, pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Bank Indonesia (BI) pastinya akan mencari jalan untuk menetralisir sentimen negatif dari eksternal tersebut jika terjadi perubahan dalam pergerakan perekonomian.
“Dari sisi ekonomi riil, ekonomi Indonesia kemarin pertumbuhan ekonominya relatif cukup baik. Kalau pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, kita bisa mentralisir sentimen negatif, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia (kemarin) relatif jauh lebih sehat dibandingkan negara emerging market lainnya,” papar Sri Mulyani.
Kemudian, masih terus mengalirnya dana investor asing ke dalam negeri, baik secara langsung maupun melalui Surat Berharga Negara (SBN), kata Sri Mulyani, kondisi ini turut membantu gejolak perekonomian dalam negeri dari sentimen negatif global.
“Dari sisi APBN, Indonesia jumlah level defisitnya relatif kecil dibandingkan level negara emerging lainnya, jadi makro ekonomi kita relatif dianggap memiliki kinerja yang bisa menimbulkan kepercayaan dan ini mengurangi spekulasi dan sentimen negatif dari luar negeri,” papar Sri Mulyani.
Selain itu, naiknya peringkat kemudahan berusaha di Indonesia yang diberikan Bank Dunia baru-baru ini, dinilai Sri Mulyani dapat memberikan bantalan dari ketidakpastian perekonomian global.
“Jadi Indonesia tidak dimasukan ke dalam kelompok negara yang dianggap lebih rapuh dari sisi ekonomi,” ucap Sri Mulyani.
Sumber: Tribunnews.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan komentar