Produksi Rokok Pangkas Penerimaan Cukai 2016

rokok

Realisasi penerimaan bea dan cukai hingga tahun 2016 hanya mencapai tahun 2016 hanya mencapai  Rp 178 triliun.

JAKARTA. Penurunan produksi rokok membuat target penerimaan bea dan cukai tahun ini tidak akan tercapai. Diperkirakan, realisasi penerimaan bea dan cukai hingga akhir 2016 hanya mencapai Rp 178 triliun atau 96,8% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 yang sebesar Rp 183,96 triliun.

Ada selisih antara realisasi penerimaan dengan target alias shortfall penerimaan bead an cukai tahun ini sekitar Rp 5,96 triliun. Direktur penerimaan dan Perencanaan Strategis Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemkeu) Sugeng Aprianto mengatakan, penerimaan cukai tahun ini diperkirakan hanya akan mencapai Rp 144 triliun- Rp 145 triliun. Artinya, penerimaan cukai 2016 kurang Rp 3,1 triliun- Rp 4,1 triliun dari target Rp 148,1 triliun.

Proyeksi  realisasi penerimaan cukai tersebut mempertimbangkan penerimaan cukai hasil tembakau yang lebih rendah. Sebab produksi rokok sepanjang tahun ini turun. “Jumlah produksi rokok tahun ini turun 0,8%-1,4% dibandingkan tahun lalu,” kata Sugeng ke KONTAN, Senin (5/12).

Rendahnya realisasi penerimaan cukai juga disebabkan belum berlakunya pengenaan cukai terhadap produk plastik. Sebab, potensi penerimaan cukai plastik sebesar Rp 1 triliun telah dimasukkan dalam anggaran pendapatan tahun ini.

Sementara itu, menurut Sugeng, realisasi penerimaan bea masuk diperkirakan hanya Rp 31,35 triliun atau kurang Rp 2,05 triliun dari target sebesar Rp 33,4 triliun. Selisih antara perkiraan realisasi dengan target karena kegiatan importasi tahun ini lebih rendah 17% dibanding tahun lalu.

Sementara, itu penerimaan bea keluar diperkirakan lebih tinggi, mencapai Rp 2,9 triliun dibanding target APBN-P 2016 sebesar Rp 2,5 triliun. Perkiraan lebih tingginya penerimaan bea keluar dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas ekspor utama Indonesia seperti batubara dan minyak sawit.

Lebih tinggi di akhir

Potensi shortfall penerimaan bea dan cukai ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarawati pernah mengatakan, shortfall penerimaan cukai tahun ini diperkirakan Rp 2 triliun. Sementara Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi sebelumnya memperkirakan shortfall bea masuk sebesar Rp 1 triliun.

Data Ditjen Bea dan Cukai hingga 30 November 2016 menunjukkan, realisasi penerimaan bead an cukai baru mencapai Rp 133,5 triliun atau 72,57% dari target APBN-P 2016. Posisi tersebut lebih rendah 3,61% dibanding capaian periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 138,5 triliun.

Pelunasan di Desember relative tinggi, 2,5 kali dibanding rata-rata bulanan.

Secara terperinci, penerimaan cukai tercatat Rp 102,2 triliun atau turun 4,75% dibandingkan periode sama tahun lalu. Jumlah itu terdiri penerimaan hasil tembakau Rp 97,6 triliun, etil alcohol Rp 147 miliar, makanan dan minuman yang mengandung alcohol (MMEA) Rp 4,4 triliun.

Sementara realisasi penerimaan bea masuk hingga 30 November 2016 sebesar Rp 20,6 triliun, turun 26,43%. Sedangkan realisasi penerimaan bea keluar tercatat sebesar Rp 2,6 triliun juga lebih rendah 18,75% dibanding periode sama tahun lalu.

Menurut Sugeng, penerimaan bead an cukai di bulan Desember biasanya lebih besar dari penerimaan rata-rata secara bulanan di bulan-bulan sebelumnya. Realisasi penerimaan yang lebih tinggi di akhir tahun, terutama ditopang oleh penerimaan cukai hasil tembakau. “Produksi rokok biasanya lebih banyak di akhir tahun, tetapi mereka baru akan melunasi cukai di Desember nanti sehingga pelunasan di Desember relatif tinggi 2,5 kali dibanding rata-rata bulanan,” tambahannya.

Penerimaan cukai di akhir tahun akan bertambah seiring dengan rencana kenaikan cukai rokok tahun depan. Sebab biasanya produsen rokok membeli cukai lebih awal untuk menghindari cukai yang lebih tinggi, selain itu menurut Heru, pihaknya juga akan memperketat penindakan.

Sumber: Harian Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar