Terdorong Kenaikan Harga Komoditas

Hasil gambar untuk harga komoditasJAKARTA – Proyeksi Bank Indonesia (BI), capaian ekonomi di kuartal akhir 2016 sebesar 4,97% secara tahunan atau year on year (yoy) menerbitkan harapan. Ekonomi tahun ini bisa tumbuh diatas 5%.

Meski lebih mini dibanding pertumbuhan ekonomi kuartal sebelumnya yang segede 5,02% serta kuartal keempat 2015 sebesar 5,04% tapi prediksi ini lebih tinggi dibanding prediksi sebelumnya yang sebesar 4,8% (yoy).

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara bilang, momentum perbaikan ekonomi terus berjalan di akhir 2016 ini. Meski pasar keuangan sempat bergejola saat Trump terpilih sebagai Presiden AS, namun terkendali.

Geliat ekonomi juga tampak dari perbaikan pertumbuhan kredit bank di Oktober dan November 2016. BI mencatat, pertumbuhan kredit hingga November mencapat 8,5% lebih baik dibanding bulan sebelumnya 7,5% (yoy). “Biasanya triwulan keempat lebih baik dibanding triwulan ketiga,” kata dia, akhir pekan lalu. Hanya, pertumbuhan ekonomi kuartal IV tak bisa lebih kencang lantaran ada pemangkasan anggaran pemerintah.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menambahkan, penguatan harga komoditas turut mendorong ekonomi dalam negeri. Tak hanya harga batubara, harga crude plam oil(CPO), timah, tembaga, dan nikel mendoorng perbaikan ekspor Indonesia di November dan Desember. Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2016 sebesar 4,97%, BI yakin pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini 2016 bisa sedikit diatas 5% (yoy).

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), secara tahunan, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 4,91%, kuartal II 4,19%, dan kuartal III sebesar 5,02%. Jika proyeksi bank sentral benar, ekonomi tahun ini diproyeksi bisa tumbuh di angka 5,02% (yoy).

Meski di atas kertas, pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa di atas 5%, pengusaha menilai ekonomi belum bergerak. Ketua Dewan Pembina Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Perhubungan Subronto Laras bilang, penjualan mobil bisa menjadi gambaran.

Penjualan mobil tahun ini hanya 1 juta, turun dari 2013 sebanyak 1,3 juta unit. Penjualan mobil komersial, seperti truk sejak 2013 terus turun. Padahal porsinya 10% dari total penjualan. “Dunia usaha tak berkembang. Penjualan truk hanya 10% dari 1 juta itu hanya 100.000 unit,” katanya.

Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani menambahkan, lemahnya kegiatan ekonomi bisa dilihat dari pertumbuhan industri yang lambat, yakni rata-rata tak lebih dari 5%. “Yang tumbuh bagus, hanya industri di sektor makanan dan minuman,” ujar dia.

Namun, Apindo memprediksi, lemahnya pertumbuhan industri tak akan berlanjut. Apindo yakin, tahun 2017, kegiatan ekonomi akan tumbuh. Serangkaian paket kebijakan ekonomi akan mendrong investasi dan menggerakkan ekonomi. Estimasi Apindo, kebijakan itu akan mendorong ekonomi 2017 tumbuh 5%-5,2%.

Hanya tantangan 2017 masih berat. Kenaikan bunga The Fed akan menaikkan bunga utang pemerintah dan swasta. Perbaikan ekonomi AS akan menaikkan harga komoditas, termasuk harga minyak. Kenaikan harga minyak bisa memukul daya beli masyarakat, pasca pencabutan subsidi. Inflasi juga kana melambung.

Lantas, amunisi apa yang akan menjadi andalan pemerintah di 2017?

Penulis: Adinda AM. Agus T., Asep MZ.

Sumber: Harian Kontan, 26 Desember 2016

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 

 



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , ,

Tinggalkan komentar