CSIS ingatkan situasi perdagangan dunia

JAKARTA. Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 mengantarkan perdagangan dunia ke era baru. Menurut ekonom senior CSIS yang juga mantan Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu, situasi perdagangan dunia saat ini adalah new normal.

Situasi yang terjadi saat ini memperlihatkan perubahan struktural, yang berujung pada pertumbuhan perdagangan lebih rendah daripada sebelumnya. Ini terjadi karena ada perubahan dalam cara berproduksi, cara berdagang, dan cara berinvestasi. Di era baru ini, sektor jasa akan memainkan lebih banyak peran.

Ia menyarankan, Indonesia harus bisa melakukan diplomasi ekonomi dengan negara Asia Tenggara lainnya untuk membuka pasar. “Bukan kita stop karena takut dampak negatif,” ujar dia dalam sebuah seminar ekonomi di Jakarta, Selasa (7/3).

Mari Elka bilang, AS tengah membidik lima negara yang memiliki defisit perdagangan, yaitu China, Korea Selatan, Jepang, Meksiko, dan Kanada dengan menerapkan kebijakan proteksionisme. Hal ini dampaknya ke Indonesia bisa terlihat dari global value chain di mana 50% ekspor Indonesia ke China digunakan untuk ekspor lagi ke negara lain seperti AS. Indonesia akan kena secara tidak langsung, jadi kita harus antisipasi, katanya.

Ekonom CSIS Yose Rizal Damuri menambahkan, kebijakan Trump dari segi perdagangan yang paling ditakutkan adalah trade war. Namun hal itu jangan dijadikan alasan Indonesia untuk menerapkan proteksi. Nanti yang rugi kita sendiri, ucapnya.

Menurut Yose, Indonesia perlu lebih aktif menjadi pelopor integrasi perdagangan dengan negara lain, misalnya melalui ASEAN Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) atau kerjasama bilateral dengan AS.

Indonesia mungkin bisa masuk juga ke AS, bagaimana membuka diplomasi ekonomi dengan AS. “Trump itu basisnya adalah transaksional, artinya saling menguntungkan, yang sebenarnya sejalan juga dengan Presiden Jokowi. Ini tidak mustahil,” ujarnya.

Menurut Yose, bila China dan Korea Selatan terkena dampak proteksionisme AS, Indonesia akan kena imbasnya, Akan lebih parah kalo mereka lalu membalas, ada trade war, tutur dia.

Senior Fellow Peterson Institute for International Economy Gary Clyde Hufbauer bahkan merekomendasi pertemuan advisor Presiden Trump dengan Presiden Jokowi. Seperti anak ipar Trump, Jared Kuschner, ujar dia.

Sumber: Harian Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar