BOGOR, Sebagian besar industri dana pensiun lebih memilih berinvestasi jangka pendek, seperti deposito perbankan. Sementara Otoritas Jasa Keuangan mendorong agar mereka menanam ke investasi jangka panjang, seperti ekuitas saham.
Deputi Direktur Pengawasan Dana Pensiun Program Pensiun Manfaat Pasti OJK Nani Patria Damayanti menilai, penerapan insentif pajak pada dana pensiun saat ini masih parsial. Perlakuan pajak seperti itu yang juga menjadi alasan keengganan industri pensiun untuk berinvestasi pada instrumen jangka panjang.
“Tidak semua program dana pensiun bebas pajak. Padahal best practice harusnya fully. Yang dibebaskan pajak baru dividen, nanti capital gain dari penjualan saham pasti kena pajak. Kita inginnya capital gain itu dibebaskan juga,” ucap Nani seusai pelatihan wartawan di Bogor, Sabtu 1 April 2017.
Nani mengaku telah meminta Kementerian Keuangan untuk memberikan insentif perpajakan sepenuhnya kepada industri dana pensiun. Pembebasan pajak diyakini akan meningkatkan porsi investasi dana pensiun ke instrumen investasi jangka panjang.
Selain itu, Nani menilai, pemahaman pendiri industri dana pensiun yang masih kurang, padahal dana pensiun harus sustain dalam jangka panjang. Bahkan, ada pendiri yang membatasi sasaran investasi dan berorientasi hasil saja.
“Masih ada dana pensiun yang disimpan di deposito, dilarang di saham. Konvensional banget. Umumnya yang kita minta arahan yang general. Kalau pendiri belum yakin pengurus bisa main saham ya dibatasi,” ucapnya.
Sebagai informasi, total portofolio investasi industri dana pensiun mencapai mencapai Rp 234,745 triliun hingga 28 Februari 2017. Penempatan pada instrumen deposito berjangka mencapai Rp 59,818 triliun atau 25,49%, sedangkan penempatan pada ekuitas saham hanya Rp 30,81 triliun atau 12,94%.
Sumber: pikiran-rakyat.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Pemeriksaan Pajak
PEMERIKSAANPAJAK.COM 
Tinggalkan komentar