JAKARTA. Hingga kuartal I 2017, kinerja emiten semen belum juga menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Permintaan semen yang masih seret menjadi bilang penjualan cenderung stagnan.
Industri semen juga masih dihantui kelebihan pasokan alis oversupply semen, yang mencapai 37 juta ton. Corporate and public Communication Manager PT Indocement Tunggal Perkasa Pigo Pramusakti mengungkapkan, sampai kuartal pertama tahun ini bisa dibilang tidak ada pertumbuhan penjualan. “Market cenderung flat,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (3/5).
Pangsa pasar Indocement turun 25,8% pada Maret 2017 ketimbang periode yang sama tahun lalu yang masih 26,7%. Alhasil, penjualan emiten berkode saham INTP di kuartal I-2017 turun 4,2%. Saat kelebihan pasokan, Pigo berujar, hanya menunggu terbentuknya keseimbangan pasar.
Sebab itu, Indocement belum bisa menyebutkan target penjualan. “Dalam kondisi over supply, kami belum tahu harga akan terbentuk keseimbangannya dimana dan kapan,” kata Pigo saat dihubungi KONTAN, Rabu (2/5).
Pun dengan PT Holcim Indonesia Tbk, yang mengalami penurunan penjualan 12,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 2,45 triliun. Pada kuartal I-2017, emiten berkode SMCB hanya membukukan penjualan Rp 2,15 triliun.
CEO PT Holcim Indonesia Tbk Gary Schutz bilang, penurunan penjualan akibat pengaruh cuaca dan tertundanya proyek infrastruktur plus perumahan. “Kondisi pasar semen di dalam negeri masih sangat menantang,” akui Gary dalam keterangan resminya.
Kinerja PT Semen Indonesia Tbk juga tertekan. Meski membukukan pendapatan sekitar Rp 6,39 triliun atau naik 5% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang Rp 6,02 triliun, laba bersih Semen Indonesia tergerus 27,5%. Di periode sama tahun lalu, laba perusahaan ini Rp 1,03 triliun. Per kuartal I-2017, laba bersih SMGR hanya Rp 746,5 miliar. Penyebabnya beban pokok pendapatan Semen Indonesia bengkak menjadi Rp 4,45 triliun, naik 23,9% ketimbang periode sama tahun lalu Rp 3,59 triliun.
Menyikapi pasar semen yang fluktuatif, agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia, menuturkan, pihaknya tetap melakukan ekspansi agar bisa tetap menjadi pemimpin pasar, selain melakukan efisiensi.
Setali tiga uang dengan Indocement, yang memilih membangun terminal semen di beberapa titik dan menunda pembangunan pabrik baru diJawa Tengah. “Realisasinya tergantung situasi pasar,” sebut Pigo.
Penulis : Eldo Rafael
Sumber : Harian Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi

Tinggalkan komentar