Genjot Konsumsi, BI Dorong Pengusaha Berinvestasi

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mendorong peningkatan realisasi investasi baru untuk sektor produktif. Hal itu diperlukan guna menggenjot nilai konsumsi yang tumbuh lebih rendah akibat adanya perlambatan pertumbuhan di sektor ritel.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengungkapkan, dunia usaha tak perlu menunggu perkembangan politik baru kemudian berani menanamkan modal. Menurutnya, politik tak terlalu berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi.

“Apalagi yang mau ditunggu kan mulai saja investasi kalau sudah punya rencana investasi di awal tahun apalagi yang mau ditunggu. Kalau dari Bank Indonesia tak perlu menunggu perkembangan politik karena sebenarnya politik sih biasa-biasa saja,” katanya di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat 21 Juli 2017.

Mirza menambahkan, investasi baru dari korporasi atau swasta akan melahirkan kegiatan ekonomi baru demi menjaga suplai atau pasokan barang ketika pendapatan masyarakat meningkat. Dengan begitu, daya beli masyarakat meningkat dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga dapat tercapai.

“Jadi mulai saja investasi kalau sudah mulai investasi kan perlu tambahan kredit. Harga komoditi sudah membaik mungkin yang mau menanam kebun tanamannya silakan, begitu kan. yang mau ekspansi usaha mau beli inventory baru ya dimulai saja begitu. Enggak ada yang harus ditunggu lagi sebenarnya,” tegas dia.

Adapun penjualan ritel turun sebesar 1,3 persen atau tumbuh 6,7 persen pada kuartal II-2017 jika dibandingkan dengan  periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Dodi Budi Waluyo mengungkapkan, pelemahan daya beli masyrakat ini dipengaruhi kebijakan tarif listrik dan penundaan gaji ke-13.

“Daya beli masyarakat terpengaruh tarif listrik dan penundaan gaji PNS aktif dari Juni ke Juli,” ujarnya.

Selain mendorong investasi, BI akan berupaya menekan inflasi guna menjaga daya saing di pasar. Selain itu, bantuan sosial dari pemerintah serta pembayaran gaji ke-13 dipercaya menjadi stimulus yang kuat untuk meningkatkan konsumsi.

“Daya beli konsumsi terpengaruh dari inflasi. Kalau ditekan pada level rendah kecenderungan akan lebih baik. Sangat penting bagi BI untuk jaga inflasi lebih rendah,” ungkap Dodi.

Sumber : metrotvnews.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar