Daya Beli Turun, Mal Sepi Pengunjung

JAKARTA. Fenomena pu­sat perbelanjaan yang mulai meredup ditinggal konsumen sangat terasa di DKI Jakarta. Hal tersebut berakibat kepada perputaran uang dalam dunia bisnis perdagangan semakin melemah sehingga menyebab­kan para pemilik tenant alias toko juga ikut hengkang.

Meski tak seburuk Glodok dan WTC Mangga Dua yang hanya tinggal menunggu ajal, pusat perbelanjaan Sunter Mall, Jakarta Utara pun mulai terasa sepi pengunjung. Jalan koridor disetiap lantai yang biasanya dihiasi pengunjung, kini nampak kosong melom­pong.

Pantauan Koran Jakarta pada Selasa (8/8), beberapa penjaga tenant nampak ha­nya duduk-duduk santai atau berbincang-bincang ria sesa­ma rekan kerjanya. Bahkan, sampai ada yang tertidur pulas dibelakang meja toko karena tak ada transaksi jual-beli.

Minimnya antusias masya­rakat dalam berbelanja saat ini dikeluhkan para pedagang di Sunter Mall. Salah satunya, penjual pakaian di lantai dasar, Restiana, 21 tahun.

“Iya mbak makin kesini makin sepi banget. Satu hari ada yang beli satu baju aja udah syukur Alhamdulillah. Karena sekarang yang datang ke Sunter Mall paling cuma un­tuk nonton film saja,” ujar dia.

Dikatakan, sepinya pe­ngunjung membuat beberapa tenan di Sunter Mall lebih me­milih untuk menutup tokonya. Pemandangan tersebut terli­hat mulai dari depan hingga dalam gedung yang memiliki tiga lantai itu. Maraknya toko yang tutup diduga karena pi­hak penyewa atau pemilik menganggap usahanya tidak lagi menguntungkan setelah penjualan anjlok.

“Mungkin sudah tidak kuat lagi bayar uang sewa. Karena pemasukannya tidak sesuai dengan pengeluaran,” ungkap salah satu penjaga Sunter Mall yang enggan menyebutkan nama.

Setali tiga uang, kondisi ter­sebut juga dialami Pusat Gro­sir Pasar Pagi. Beberapa waktu lalu, gedung yang berada per­sis di samping ITC Mangga Dua ini terlihat cukup banyak toko yang tutup, dari lantai ba­wah hingga lantai atas.

Di tembok dan rolling door pada kios tersebut nampak selembar kertas putih yang ditempel dengan tulisan ‘di­sewakan’, ‘dikontrakan’ atau ‘dijual’, plus nomor telepon un­tuk menghubungi pemilik kios. “Iya banyak toko yang tutup karena pindah lokasi atau ber­alih bisnis lain. Kebanyakan sih karena sudah enggak dapat untung dan enggak mampu bayar uang sewa lagi,” terang salah satu penjaga toko yang masih bertahan, Rizky (31).

Seperti diketahui, Pasar Pagi Mangga Dua memiliki pangsa pasar dan pengun­jungnya sendiri. Pasar Pagi Mangga Dua juga memang identik dengan harga grosir. Pasar ini buka mulai jam 8 pagi hingga jam 10 malam. Te­lah dibuka sejak tahun 1989, Pasar Pagi merupakan pasar grosir terbesar kedua setelah Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sumber : koran-jakarta.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar