Industri dan UKM Lesu: Indonesia Diancam PHK Besar-besaran

 Indonesia saat ini dinilai sedang mengalami pelambatan ekonomi berkelanjutan. Hal ini karena kebijakan makro ekonomi ‘super konservatif’. Disisi lain, kondisi industri saat ini terancam bangkrut. Serta, indikasi terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran bukan tak mungkin terjadi.

Tak berlebihan bilamana Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) DKI, Sarman Simanjorang, mengingatkan, gejala-gejala perlambatan ekonomi harus segera disikapi oleh pemerintah.

“Jika tak ada langkah korektif dari pemerintah, bakal terjadi PHK besar-besaran. Ini bakal semakin ribet,” katanya di Jakarta, Rabu (2/7/2017).

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, beberapa perusahaan akan melakukan PHK dengan tidak memperpanjang kontrak ribuan karyawannya.

“Ribuan buruh bakal kehilangan pekerjaannya terhitung mulai Januari-Maret 2016. Buruh-buruh tersebut berasal dari berbagai sektor seperti tekstil, otomotif sampai tambang,” ujarnya.

Adapun perusahaan tersebut antara lain PT Panasonic, PT Toshiba, PT Shamoin, PT Starlink, PT Jaba Garmindo, PT Ford Indonesia. Kemudian PT Yamaha, PT Astra Honda Motor, PT Hino, PT AWP, PT Aishin,PT Mushashi, PT Sunstar.

“Ke semua pabrik tersebut berlokasi di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Pasuruan, Medan, bahkan anggota KSPI yang kena PHK di industri pertambangan dan perminyakan (KKKS) sudah mulai melaporkan ancaman PHK terhadap puluhan ribu buruh,” kata dia.

Industri Lesu

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, industri manufaktur mikro dan kecil pada kuartal II-2017 hanya tumbuh 2,5% setahun terakhir atau year on year (yoy). Posisi ini lebih lambat dibanding kuartal I-2017 yang sebesar 6,63% yoy.

Level pertumbuhan industri kecil itu terendah sejak tahun 2015. “Kendala utama industri kecil adalah keterbatasan pasar,” kata Suhariyanto, Kepala BPS, Selasa (1/8).

Kelesuan yang sama juga tampak pada industri besar. Pada kuartal II-2017, industri besar tumbuh 4% dibanding periode sama tahun lalu, dan melambat dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 4,46%.

Nah, industri kecil yang lebih lesu dibanding industri manufaktur besar pada saat ini juga terbilang di luar kewajaran. Maklum, lazim terjadi selama, industri kecil lebih bergairah ketimbang pertumbuhan industri besar.

Sektor Ritel

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengungkapkan, pertumbuhan sektor ritel modern pada paruh pertama tahun ini kurang menggembirakan. Setelah kuartal I-2017 kinerjanya under performance lantaran pertumbuhannya minus 12-15%, pada kuartal II yang semestinya menjadi tumpuan karena adanya momen bulan puasa dan Lebaran, kinerjanya juga meleset dari harapan.

Roy Mandey menyebutkan, pada April 2017 pertumbuhan ritel berkisar pada angka 4,1%-4,2%, lalu menurun ke level 3,5%-3,6% pada Mei.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menuturkan, penjualan tekstil domestik selama semester pertama 2017 memang melemah.

Ada menunjukkan bahwa kalangan usaha tekstil masih diselamatkan tahun ajaran baru sekolah dan gaji ke-13 PNS. “Yang menyelamatkan hanya dua faktor itu, usai libur sekolah, belanja baju atau pakaian baru. Terutama karena gaji ke- 13 juga memberikan pengaruh, meski tidak cukup signifikan,” ungkapnya.

Industri Kecil

Kalangan industri kecil dan menengah (IKM) mengeluhkan masih lemahnya daya beli masyarakat menjelang Lebaran tahun ini. Turunnya daya beli berdampak pada berkurangnya penjualan produk IKM.

Hal ini berbeda dengan produk makanan dan minuman yang dinilai masih cukup baik meskipun tidak seperti tahun sebelumnya. “Menjelang Lebaran ini, daya beli masyarakat masih lemah sehingga berdampak pada penjualan produk IKM. Penjualan paling banyak makanan dan pakaian,” ujar Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih.

Sumber : nasional.harianterbit.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar