Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2017 tercatat mengalami defisit sebesar USD270 juta. Tapi untuk total Januari hingga Juli masih tetap mengalami surplus tipis sebesar USD7,39 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suharyanto mengatakan bahwa defisit terjadi pada Juli dikarenakan, meski ekspor naik 16,83% menjadi USD13,62 miliar tapi impor naik jauh lebih tinggi naik sebesar 39% menjadi USD13,89 miliar.
“Memang pada bulan ini terjadi kenaikan impor yang tinggi tetapi yang menggembirakan impor yang tinggi itu terjadi pada bahan baku dan tetapi barang modal sementara konsumsinya turun,” ungkapnya di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/8/2017).
Dari data BPS, nilai eksor Indonesia pada Juli 2017 meningkat 16,83% dibandingkan dengan ekpor Juni 2017. Pada Juli 2017, nilai ekpor tercatat USD13,62 miliar dan pada Juni 2017 mencapai USD11,64 miliar. Sementara itu, nilai impor Indonesia Juli 2017 mencapai USD13,89 miliar atau naik 39% dibandingkan Juni 2017.
“Itu merupakan sebuah catatan penting karena itu akan menggerakkan industri-industri dalam negeri,” jelasnya.
Namun, Kecuk menilai bahwa defisit ini hanya terjadi musiman dan pada Juli terjadi karena banyaknya libur saat Lebaran pada Juli 2017. Sehingga ini tidak akan lama dan nanti di bulan berikutnya ia yakin akan mengalami surplus lagi.
“Musiman saja ini, saya lihat sih nanti bulan berikutnya akan kembali surplus lagi,” tukasnya.
Sumber : okezone.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi

Tinggalkan komentar