Pelambatan ekonomi masih terasa kental. Salah indikasinya angka Dana Pihak Ketiga (DPK) di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) yang lebih tinggi dibandingkan pengucuran kredit-nya.
Jika kredit yang sudah disalurkan hingga akhir Agustus tahun ini sekitar Rp 30,77 triliun, naik 3,72 persen dari periode yang sama tahun lalu. Maka DPK yang dihimpun mencapai Rp43,69 triliun atau naik 8,13 persen dari periode yang sama tahun 2016 lalu. R Soeroso, Direktur Utama Bank Jatim mengakui jika saat ini, masyarakat lebih suka menahan dana mereka dalam bentuk DPK berupa tabungan hingga deposito.
Alasannya, saat ini kemampuan beli masyarakat belum stabil sehingga banyak pengusaha menahan dana mereka di Bank hingga menunggu kondisi ekonomi benar-benar menguntungkan bagi bisnis mereka.
“Seperti investor perumahan, lebih suka menyimpan dana mereka hingga nanti punya moment yang pas untuk kembali melakukan investasi lagi dibidang perumahan,” ungkap Soeroso.
Meskipun daya beli masyarakat masih lemah, namun secara kinerja dan target penyaluran kredit, Soeroso tak begitu takut. Pihaknya yakin target penyaluran kredit hingga Rp36 triliun akan tercapai. Sebab 70 persen penyaluran kredit untuk segmen UMKM sedangkan 30 persen untuk infrastruktur dan perusahaan atau lembaga.
“Kami yakin capai target karena dari sektor UMKM ini kami mengandalkan peningkatan perdagangan antar pulau yang terus melesat. Saat ini nilai transaksi antar pulau mencapai Rp 500 triliun kedepan bisa naik hingga Rp 800 triliun. Artinya potensi pengembangan produk UMKM akan semakin tinggi dan ini menjadi peluang untuk pengucuran kredit baru,” harap Soeroso.
Sumber : beritajatim.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi

Tinggalkan komentar