Banyak Ritel Tutup Sepanjang 2017, Pertanda Daya Beli Melemah?

https: img-o.okeinfo.net content 2017 12 12 320 1829420 banyak-ritel-tutup-sepanjang-2017-pertanda-daya-beli-melemah-Gm4Spr3In4.jpg

Sepanjang tahun 2017, daya beli masyarakat menjadi yang paling disorot. Bagaimana tidak, pasalnya sepanjang tahun ini Indonesia dihebohkan oleh isu pelemahan daya beli masyarakat.

Hal itu semakin diperkuat dengan banyaknya ritel-ritel modern ternama yang menutup gerainya. Sebut saja Matahari, Ramayana, Lotus hingga Debenhams telah menutup gerainya tahun ini.

Namun hal tersebut dibantah oleh Pengamat Ekonomi Universitas Brawijaya Munawar Ismail. Menurutnya tidak ada yang namanya pelemahan daya beli.

Pasalnya, jika dilihat secara ekonomi, penurunan daya beli tidaklah masuk akal karena menurut penilainnya, ekonomi yang tumbuh akan berdampak kepada pendapatan yang tinggi dan secara otomatis akan ada spending yang dilakukan masyarakat.

“Sebenarnya kan gampangnya kalau pendapatan meningkat maka daya beli meningkat. Konsumsi meningkat, kalau pertumbuhannya positif mestinya secara logika pendapatannya naik, mestinya konsumsi naik dan mestinya daya beli itu naik. Tapi kenapa ritel tutup ?Nah sekarang pertanyaannya adalah apakah setiap pendapatan itu dibeli atau digunakan penjualan di ritel,” ujarnya kepada Okezone.

Menurut Munawar, tutupnya beberapa ritel di sepanjang 2017 lebih dikarenakan gaya hidup masyarakat yang berubah, saat ini gaya hidup masyarakat berubah dari belanja fashion dan elektronik menuju ke arah leasure .

Hal itu dibuktikan dengan berkembangnya bisnis travel dan juga hotel yang ada di Indonesia. Selain itu, bisnis food and beverage (FnB) juga mengalami perkembangan.

“Nah bisa jadi sekarang orang tidak butuh pakaian tapi lebih butuh rekreasi. Sekarang hotel pariwisata makanan juga berkembang. Tetapi juga elektronik menurun jadi mungkin ritel menurun karena perubahan gaya hidup bukan semata mata penurunan daya beli kalau daya beli menurun mestinya ekonomi menurun dong wong data ekonominya sedikit meningkat,” jelasnya.

Di sisi lain lanjut Munawar, banyaknya ritel yang tutup juga dikarenakan gaya dalam belanja masyarakat yang berubah. Di mana saat ini masyarakat lebih suka untuk berbelanja lewat online.

Online sudah menjadi primadona tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Karena, segala sesuatu bisa dikerjakan dan dipenuhi hanya lewat aplikasi dan internet.

“Termasuk gaya dalam berbelanja. Jelas online berpengaruh. Online artinya jarak sudah tidak jadi masalah. Kalau dulu itu kan ritel itu mesti di tengah kota harapannya jadi orang bergerombol. Tapi sekarang orang belanja tidak harus datang lagi ke kota. Jadi mungkin pengaruhnya tidak satu dua tapi mungkin beberapa pengaruh sehingga ritel supermarket mengalami kemerosotan. Sekarang orang beli makan online biayanya mahal enggak masalah,” jelasnya.

Sumber : okezone.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar