
Pengamat Universitas Paramadina Hendri Satrio angkat bicara soal harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang turun Rp 200 sampai Rp 300 per kilogram.
Menurutnya, rontoknya harga gabah petani hingga Rp 800 saat panen raya dan sebelum beras impor dari Thailand dan Vietnam masuk merupakan kekuranghati-hatian Kementerian Perdagangan dalam memutuskan kebijakan.
Hendri mengatakan, lonjakan harga beras beberapa waktu lalu lebih mengindikasikan adanya permainan importir atau mafia pangan. Terbukti ketika panen tiba harga beras kembali turun, padahal impor belum juga masuk ke Indonesia.
“Kemendag harus lebih serius menghadapi mafia beras ini. Jangan sampai tujuan yang sudah dicanangkan Presiden Jokowi tentang swasembada beras dan dijalankan dengan baik oleh Kementerian Pertanian rusak gara-gara komunikasi yang tersendat,” jelasnya kepada redaksi, Minggu (28/1).
Hendri menilai, kondisi itu harus bisa dijelaskan oleh Mendag Enggarsito Lukita, dan harus mampu membangun komunikasi yang lancar dengan Bulog dan Kementan.
“Sekali-sekali perlu juga mendag turun ke lapangan melihat kondisi dan kesejahteraan para petani. Sehingga tidak serta merta terlalu gampang mengeluarkan rekomendasi untuk melakukan impor,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang pada Sabtu (27/1) mengalami penurunan Rp 25 hingga Rp 575 per kilogram dibandingkan sehari sebelumnya.
Beras Jenis IR64-II sebelumnya Rp 12.075 turun Rp 300 menjadi Rp 11.775 per kilogram, beras IR64-III semula Rp 8.900 turun Rp 250 menjadi Rp 8.650 per kilogram, beras IR64-I semula 12.650 turun Rp 175 menjadi Rp 12,475 per kilogram, beras Ketan Putih Biasa semula Rp 23.575 turun Rp 575 menjadi Rp 23.000 per kilogram.
Sementara, harga beras di beberapa pasar di DKI Jakarta juga mengalami penurunan. Data http://www.infopangan.jakarta.go.id, harga beras IR42 pada Sabtu (27/1) di Jakarta Pusat Rp 11.875 turun Rp 456 per kilogram dibandingkan hari sebelumnya, di Jakarta Timur Rp 11.467 turun Rp 318 per kilogram, beras IR64 Ramos di Jakarta Pusat Rp 10.660 turun Rp 750 per kilogram dan di Jakarta Selatan Rp 11.086 turun Rp 246 per kilogram. Demikian pula harga gabah yang anjlok hingga Rp 800 seperti yang dialami petani di Sumatera Selatan.
Sumber : rmol.co
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan komentar