Tugas Berat Sri Mulyani Kawal Anggaran

Kehadiran Sri Mulyani untuk kembali masuk kabinet memunculkan euforia. Sambutan positif muncul dari berbagai kalangan. Pasar merespons dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah. Pengalamannya sebagai menteri keuangan pada era SBY dan jaringan internasional yang telah dibangunnya menjadi dasar utama reaksi positif itu. Keberaniannya juga telah terbukti saat harus mengambil keputusan-keputusan sulit ketika menjabat sebagai menkeu.

Keberaniannya itulah yang disebut- sebut memunculkan persoalan dia meninggalkan kabinet untuk kemudian memilih menjadi direktur pelaksana Bank Dunia. Kini dia telah kembali dengan tantangan yang tidak ringan. 12 paket ekonomi telah diluncurkan, namun pengaruhnya relatif belum terasakan. Tingkat pertumbuhan ekonomi belum sesuai harapan. Salah satu pendorong pertumbuhan adalah anggaran pemerintah. Pengaruhnya ditentukan oleh tingkat keterserapan anggaran.

Rendahnya penyerapan anggaran masih menjadi keluhan. Problem ini harus secepatnya diatasi menkeu baru, dengan koordinasi sebagai kata kuncinya. Penyerapan anggaran melibatkan kementeriankementerian lain. Selain itu, ketakutan akan kemungkinan melanggar hukum menjadi sebab pengambil keputusan bersikap ekstrahati-hati. Karena APBN ada di bawah kendalinya, maka Kementerian Keuangan perlu mengambil inisiatif untuk mengatasi persoalan-persoalan itu.

Yang juga menjadi perhatian besar publik adalah kemampuan Kemenkeu untuk mencapai angka-angka yang tertuang dalam APBN perubahan 2016. Salah satu pos yang perlu pengawalan khusus adalah target penerimaan pajak. Pendapatan dari pajak ditargetkan sebesar Rp 1.539 triliun. Tahun lalu penerimaan pajak hanya tercapai sekitar 80 persen dari target. Target tahun ini sudah memasukkan penerimaan dari pembayaran denda seiring dengan telah disahkannya UU Pengampunan Pajak .

Program pengampunan pajak menjadi stimulan agar target itu tercapai. Terlepas dari adanya gugatan atas UU Pengampunan Pajak yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi, program tersebut sudah berjalan. Respons dari sejumlah wajib pajak sudah terlihat. Terdapat aliran dana masuk dari fasilitas baru tersebut. Angin segar juga datang dari mulai membaiknya harga komoditas ekspor andalan Indonesia di pasar internasional. Harga nikel, batu bara, dan kelapa sawit menunjukkan kecenderungan menguat.

Kenaikan harga komoditaskomoditas tersebut bakal berpengaruh positif pada penerimaan pajak. Namun, apakah faktor tax amnesty dan perbaikan harga komoditas bakal membuat target pajak terpenuhi, belum ada yang bisa memastikan. Bila target pajak gagal dicapai, risiko peningkatan defisit anggaran pun terbayang. Padahal sesuai ketentuan UU, defisit anggaran tidak boleh melebihi tiga persen dari PDB. Tugas Sri Mulyani setelah kembali memang tidak ringan.

Sumber: http://www.pengampunanpajak.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Pengampunan pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar