Jakarta – Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2016, masih lemah, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, beri tugas serius untuk pegawai Direktorat Jenderal Pajak.
Dalam acara rakernas yang dihadiri oleh ratusan pegawai pajak, mula-mula, Menkeu Ani, menjelaskan, mesin penggerak pertumbuhan ekonomi yang diharapkan jadi kontributor dari sisi permintaan dan suplai adalah investasi serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB).
Dimana keduanya berasal dari investasi pemerintah dan swasta baik dari capital market, badan usaha milik negara (BUMN) dan lain-lain. “Kuartal III-2016 ini tumbuhnya hanya 4,1%. Ini termasuk yang cukup lemah. Kemarin kita dengar dari OJK kredit hanya tumbuh 5%,”kata Menkeu Ani, di Kantor Pusat Ditjen Pajak,Jakarta Selatan, Senin (7/11/2016).
Hal itu, sekaligus mengkonfirmasi, kalau denyut perekonomian dalam negeri masih lemah. Oleh karena itu, Menkeu Ani beri kuda-kuda kepada Ditjen Pajak supaya bisa mencapai penerimaan pajak.
“Saya sudah mendiskon Rp 218 triliun (target pajak). Coba kalau menterinya gak ganti,”canda Ani.
“Saya sudah mendiskon shortfall Rp 218 triliun karena kita objektif mengalami penurunan seluruh sektor,”imbuhnya.
Dimana, salah satunya adalah pertumbuhan sektor pertambangan yang masih negatif. Kendati,sektor jasa, informatika dan lain-lain malah tumbuh tinggi artinya bisa diprediksikan kalau di kota besar bahkan pertumbuhan sektor pajak bakal terkonsentrasi di Jakarta.
Oleh karena itu, Menkeu Ani, ingin pegawai Ditjen pajak bisa mengamankan penerimaan rutin. Yang artinya, seluruh kepala kantor wilayah pajak, harus melihat apa yang sudah diterima atau pernah diterima dari wajib pajak yang sudah dikenal pada tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau ada koreksi, itu dia koreksi yang bisa dipertanggungjawabkan.LTO maupun wajib pajak khusus dia yang kontribusinya besar ke perekonomian kita dan wajib pajak besar itu kelihatan sekali penurunannya,” jelasnya.
Sumber: INILAH
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar