JAKARTA – Rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed dan permintaan dderas kredit infrastruktur menjadi dua dari sederet faktor lain yang memaksa para bankir mengamankan likuiditas di tahun depan. Jelang penutup tahun ini, perbankan bersiap menyusun rencana untuk mendulang pendanaan demi mengantisipasi likuiditas ketat di 2017.
PT Bank Mandiri Tbk misalnya. Pahala N. Mansury, Direktur Keuangan dan Treasuri Bank Mandiri bilang, tahun depan pihaknya berencana menerbitkan negotiable certificate of deposit (NCD).
“Kami akan terbitkan lagi meski tahun ini sudah menerbitkan NCD Rp 1 triliun- Rp 2 triliun,” ujar Pahala kepada KONTAN, Selasa (29/11). Selain NCD, Bank Mandiri akan menerbitkan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 5,5 triliun pada 2017.
PT Bank Rakyat Indonesi Tbk (BRI) juga berencana menerbitkan obligasi sebesra Rp 15,4 triliun di 2017 sebagai bagian dari obligasi berkelanjutan II dengan total target dana hingga Rp 20 triliun. Hari Siaga, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, penerbitan obligasi ini merupakan upaya untuk mendiversifikasi pendanaan. “BRI akan menjaga sumber pendanaan murah untuk tahun depan agar bisa memberikan bunga pinjaman yang lebih kompetitif,” ujar Hari.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga memantapkan diri untuk menerbitkan obligasi pada 2017. Maryono, Direktur Utama BTN menuturkan, tahun depan BTN akan menerbitkan obligasi Rp 3 triliun yang terbagi menjadi dua tahap. Yakni, pada semester I 2017 sebesar Rp 1,5 triliun dan sisanya akan diterbitkan di semesterII.
BTN juga akan menerbitkan sekuritisasi aset sebesar Rp 2 trilun. Bank berkode saham BBTN ini juga mengincar dana segar dari NCD, namun masih menhitung besaran dananya. Hitungan BTN, penerbitan surat berharga diharapkan bisa menjaga rasio likuiditas (LFR) di level 90%.
PT Bank Permata Tbk juga berencana menerbitkan NCD dan obligasi. Anita Siswandi, Direktur Wholesale Bank Permata bilang, Bank Permata masih mengkaji dan memantau kondisi pasar.
Penulis: Galvan Yudistira
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan Balasan