JAKARTA. Pemerintah akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) berdenominasi rupiah dalam waktu dekat. Surat utang negara (SUN) untuk menutup deficit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2017 tersebut rencanya akan diterbitkan pada Selasa, 3 Januari 2017.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting bilang, SUN yang akan diterbitkan pekan depan memiliki target indikatif Rp 15 triliun.
Sedangkan batas maksimal penerbitan ditetapkan sebesar Rp 22,5 triliun. “Penjualan SUN menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan Bank Indonesia, “ujar Loto, belum lama ini. SUN yang diterbitkan terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) sebanyak dua seri, dan obligasi negara tiga seri.
SPN yang akan diterbitkan memiliki jatuh tempo hingga 4 Januari 2018, sementara obligasi memiliki jtuh tempo 15 Mei 2036. Penerbitan ini menjadi yang kedua setelah sebelumnya pemerintah melakukan pemerintah melakukan prefunding atau pnerbitan SBN untuk menutupi kebutuhan belnaja awal tahun 2017 sebesar US$ 3,5 miliar.
Penerbitan global bond dengan denominasi dollar Amerika Serikat di awal Desember 2016 tersebut masuk realisasi pembiayaan semester I-2017. Langkah penerbitan surat utang lebih cepat menjadi bagian dari upaya pemerintah menyiasati volatilitas di pasar keuangan global.
Direktur Startegis dan Portofolio Utang Kementerian Keuangan Schneider Siahaan sebelumnya bilang, pemerintah akan segera menerbitkan surat utang denominasi euro. Penerbitan lebih cepat karena pada Maret 2017, Eropa diperkirakan akan mulai mengurangi pembelian obligasi.
Selain menerbitkan surat utang dalam bentuk euro, pemerintah juga akan merilis global bond dalam denominasi yen pada semester II-2017.”Jepang masih akan mempertahankan stimulus dalam jagka lama ketimbang Eropa, sehingga kami akan menerbitkan surat utang euro dulu daripada yen, “kata Schneider. Penerbitan surat utang valas menjadi bagian dari program Global Medium Term Notes senilai US$ 50 miliar.
Dalam APBN 2017, pemerintah mentargetkan penerbitan SBN dengan total gross Rp 579 triliun. Surat utang itu untuk menutup deficit APBN 2017 yang ditetapkan 2,41% dari produk domestic bruto (PDB). Dari jumlah itu 60,15% atau Rp 359,1 triliun akan diterbitkan di semester pertama 2017. Sebanyak 44,6% atau Rp 266,26 triliun dalam bentuk rupiah dan Rp 92,84 triliun SBN dalam valas.
Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam bilang, kenaikan suku bunga The Fed akan membuat penerbitan pembiayaan awal tahun 2017 tidak semurah prefunding. Hal itu seiring dengan kebijakan presiden terpilih Donald Trump.
Penulis: Asep Munazat Zatnika
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi

Tinggalkan komentar