
Tahun 2017, jumlah pasokan masih melebihi dari permintaan ruang perkantoran
JAKARTA. Tahun 2017 ini masih belum menjadi tahun yang menggembirakan bagi pengembang properti perkantoran. Pasokan gedung kantor yang makin bertambah, sementara jumlah penyewa atau tenant masih stagnan.
Menurut Coillers International, rata rata permintaan gedung perkantoran di sekitar Jakarta berkisar 250.000 meter pesegi (m2). Tapi tambahan pasokan properti perkantoran rata-rata bisa mencapai 730.000 m2 per tahunnya.
Broker properti ini juga mencatat mulai tahun ini hingga 2019 nanti bakal ada 30 proyek gedung kantor anyar di pusat bisnis Jakarta atau central business district (CBD) dan 23 proyek di luar areal tersebut.
Menurut Bagus Adikusumo, Senior Director Officer Service Coillers International, kondisi pasa perkantoran yang punya pasokan lebih membuat para penyewa bisa negosiasi harga sewa. Ini membuat para penyewa bisa negosiasi harga sewa. Ini membuat harga sewa kantor tahun ini bisa terpangkas 2%-3% dari tahun lalu. “Pengembang harus menawarkan fasilitas dan kemudahan pembayaran bagi penyewa,” katanya kepada KONTAN, Jumat (6/1)
Theresia Rustandi, Seketaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk mengakui bila pasar perkantoran tahun lalu terlihat stagnan. Namun ia optimis tahun ini bisa menjaring para penyewa gedung kantor.
“Untuk meriah pasar, kami meningkatkan layanan dan fasilitas gedung. Upgrade fasilitas gedung. Upgrade fasilitas adalah salah satu keharusan untuk mempertahankan pasar,” tuturnya kepada KONTAN.
Malah Intiland tengah mempertimbangkan untuk mengerek tariff sewa kantor. Saat ini, Intiland memasang tariff Sewa Kantor antara Rp 250.000 per m2 sampai Rp 350.000 per m2 setiap bulannya.
Sayang, Theresia tidak menyebut berapa naiknya. “Kami mempertimbangkan kenaikan sewa dengan beberapa faktor seperti tren pasar sedang menguat atau tidak serta menghitung inflasi,” tuturnya.
Rukan Ikut Terimbas
Sedangkan Grup Ciputra menurut Artadinata Djangkar, Direktur Grup Ciputra, bakal mempromosikan kesuksesan menjaring penyewa di Ciputra World 1 untuk bisa menjajakan di proyek Ciputra World II atau Ciputra Internasional.
Ia tidak khawatir penyewa di Ciputra World I bakal pindah lantaran mayoritas penyewa sudah meneken kontrak jangka panjang hingga 2018 nanti. “Mayoritas penyewa berakhir 2018, jadi kenaikan sewa baru bisa dilihat 2018, apakah naik atau tidak,” katanya ke KONTAN.
Bila kebubtuhan ruang kantor di proyek tersebut meningkat, Ciputra pun baru akan mempertimbangkan mengerek tarif sewa di gedung perkantoran tersebut.
Maklum, saat ini tingkat okupansi di gedung Ciputra World II baru 60% dan gedung ini bakal beroperasi penuh di pertengahan tahun ini. Sedangkan untuk proyek Ciputra International baru kelar di akhir 2017 dan Ciputra saat ini tengah mengejar penyewa besar di proyek tersebut.
Catatan saja, saat ini Grup Ciputra rata-rata menaawarkan sewa kantor berkisar Rp 200.000 per m2 sampai Rp 300.000 per bulan.
Herlina Tamblin, General Manager Sales & Marketing Soho di Podomoro City, PT. Agung Podomoro Land Tbk juga mengakui bila bisnis rumah kantor masih sepi pasaranya tahun lalu. Proyek rukan pengembang ini yang sudah berjalan masih menyisakan 5% unit dan bisa terjual tahun ini.
Sumber: Harian Kontan, Sabtu, 7 Januari 2016
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Artikel
Tinggalkan komentar