Impor Naik, Surplus Neraca Dagang Menipis

JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia Maret 2017 diperkirakan kembali surplus. Surplus neraca dagang Maret akan melanjutkan trend surplus pada dua bulan sebelumnya, Namun surplus yang terjadi akan lebih rendah karena impor tumbuh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Ekonom Maybank Indonesia Juniman menjelaskan pertumbuhan impor tahunan yang lebih tinggi menyebabkan neraca perdagangan Maret 2017 hanya surplus US$ 756 juta. Angka itu jauh lebih rendah dari surplus Februari yang sebesar US$1,32 miliar.

Kinerja impor Maret 2017 tumbuh 10,35% year on year (YoY) menjadi US$ 11,4 miliar. Sementara kinerja ekspor Maret tumbuh 12% YoY menjadi US$ 13,2 miliar. Menurut catatan Badan Pusar Statistik (BPS), ekspor Februari 2017 sebesar US$ 12,57  miliar atau tumbuh 11,26 miliar atau tumbuh 10,61% YoY.

Juniman melihat secara umum, perbaikan kinerja ekspor dan impor Maret 2017 dipengaruhi faktor musiman, terutama hari kerja yang lebih banyak dibanding Februari. “Percepatan impor dipicu aktivitas domestic yang mulai recovery di Maret,” katanya, Kamis (13/4) lalu.

Perbaikan impor juga dipengaruhi persiapan musim puasa yang dimulai akhir Mei 2017. Dia memperkirakan puncak perbikan kinerja impor akan terjadi di Mei 2017. Seperti diketahui BPS akan mengumumkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Senin (17/4).

Ekonom Bank Mandiri Dendi juga memperkirakan neraca perdagangan Maret kembali surplus tetapi hanya US$ 700 juta. Surplus lebih rendah didorong peningkatan impor migas. “Selain efek volume, juga karena peningkatan harga minyak,” katanya.

Sementara ekspor naik karena meningkatnya ekspor minyak nabati terutama minyak sawit mentah (CPO) dan ekspor mineral, terutama batubara.

Ekonom Standard Chartered Bank Aladian Taloputra juga memproyeksikan surplus neraca perdagangan Maret 2017 sekitar US$ 990 juta. Dia memperkirakan ekspor dan impor masing-masing tumbuh 4% YoY dan 0,1% YoY.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi neraca perdagangan Maret lebih tinggi hingga US$ 1,197 miliar. Dia menghitung ekspor tumbuh 10,96% dan impor tumbuh 5,36% YoY, melambat dibanding pertumbuhan ekspor dan impor Februari 2017.

Pertumbuhan ekspor Maret melambat dibanding Februari, sejalan dengan pertumbuhan yang lambat dari ekspor CPO menjadi 6,4% YoY dibanding Februari 12,6% YoY, batubara 58% YoY dibanding bulan sebelumnya 65,2% YoY, dan karet alam 44,5% YoY dibanding bulan sebelumnya 85,5% YoY.

“Pertumbuhan impor Maret sejalan peningkatn Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur,” katanya.

Sumber: Kontan, Senin 17 April 2017

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar