Realisasi Belanja Modal Pemerintah Tumbuh 15,6%

JAKARTA. Sejalan dengan peningkatan realisasi belanja Negara, realisasi belanja modal pemerintah selama kuartal pertama tahun ini juga meningkat. Peningkatan belanja modal tersebut diperkirakan memacu investasi, namun tidak serta merta membuat pertumbuhan ekonomi domestic melaju lebih kencang.

Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi belanja modal hingga akhir Maret 2017 tumbuh 15,69% dibandingkan realisasi belanja modal kuartal I-2016. Capaian ini juga membaik dibandingkan tahun 2015 tahun lalu, yang saat itu realisasi belanja modal pemerintah kuartal pertama hanya single digit. “Realisasi belanja modal tahun ini hingga akhir Maret bisa Rp 11,8 triliun. Sementara akhir Maret tahun lalu Rp 10,2 triliun,” kata Dirjen Anggaran Kemkeu Askolani, Selasa (18/4).

Itu berarti realisasi itu mencapai 6,07% dari Pagu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yang sebesar Rp 194,3 triliun.

Tak hanya itu, realisasi belanja modal kuartal pertama tahun ini juga mencatatkan realisasi tertinggi dibandingkan tiga tahun kebelakang. Secara rerata, realisasi belanja modal kuartal pertama selama tiga tahun sebelumnya hanya Rp 7,3 triliun.

Menurut Askolani, belanja modal ke depan bisa meningkat lebih cepat. Hal tersebut sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar belanja infrastruktur ditambah. “Sekarang kementerian atau lembaga sedang berupaya percepatan lembaga sedang berupaya percepatan belanja sesuai dengan arahan presiden,” katanya.

Belanja modal pemerintah merupakan salah satu komponen penyumbang pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Namun, sumbangan belanja modal pemerintah terhadap investasi masih terbatas.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto sebelumnya pernah mengatakan, belanja modal pemerintah hanya menyumbang sekitar 10% terhadap investasi.

Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi menilai, perbaikan penyerapan anggaran belanja modal pemerintah menunjukkan usaha pemerintah untuk menggenjot pembangunan infrastruktur di tahun ini. “Salah satunya dengan rencana realokasi belanja barang ke belanja modal di RAPBN-P 2017. Dugaan saya sebagian dana untuk belanja modal ini untuk pembebasan lahan,” kata Eric.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku telah menghitung efisiensi belanja K/L tahun ini. Hitungan dia, terdapat potensi penghematan belanja barang dari kementerian dan lembaga sekitar Rp 34 triliun yang bisa dialihkan belanja modal.

Meski demikian menurut Eric, capaian penyerapan belanja modal tersebut masih mengikuti pola tahun-tahun sebelumnya, yaitu masih minim di awal tahun dan baru akan meningkat menjelang akhir tahun. “Dampak pembangunan infrastruktur ke investasi juga baru terasa kalau infrastrukturnya sudah jadi dan beroperasional,” tambahnya.

Oleh karena itu, ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini hanya sebesar 5% dan berpotensi turun ke 4,9%. Risiko penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut terutama karena melemahnya konsumsi rumah tangga. Hal itu teradi karena kenaikan harga –harga yang diatur pemerintah di Januari –Maret 2017.

Walaupun begitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tetap optimis pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini bisa berkisar antara 5%-5,1%. Menurutnya, angka tersebut dapat diraih karena beberapa faktor. Seperti, kinerja ekspor yang bagus, serta harga komoditas seperti karet, kelapa sawit yang membaik.

Konsumsi masyarakat, diklaimnya pada awal tahun ini juga lebih baik dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. Selain itu pertanian pangan juga menunjukkan perbaikan. “Saya kira (Pertumbuhan ekonomi) antara 5%-5,1%,” kata Darmin di kompleks Istana Negara, kemarin.

Sumber: Kontan, 19 April 2017

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 

 



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar