
Jakarta. Bank Indonesia (BI) menyebutkan, pertumbuhan konsumsi berpotensi lebih rendah sebagaimana tercermin pada perlambatan pertumbuhan penjualan ritel.
Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut pada triwulan II-2017, meskipun tidak sekuat perkiraan semula.
Kepala Departemen Kebijakan Moneter BI, Dody Budi Waluyo, menjelaskan konsumsi rendah ini tercermin dari angka penjualan ritel mengalami penurunan pada Juni 2017 yakni menjadi sekitar 6,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 8%.
“Tapi untuk penjualan sepeda motor sudah mengalami perbaikan di akhir bulan, penjualannya sudah 15%, makanan dan pakaian juga sudah mengalami peningkatan,” kata Dody, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis malam (20/7/2017).
Dia mengatakan, ada indikasi perbaikan konsumsi di bulan-bulan ke depan. Hal ini disebabkan dengan mulai membaiknya ekonomi nasional dan ekonomi global.
Daya beli masyarakat pada triwulan II-2017 mengalami tekanan. Dia menyebutkan tekanan ini terjadi karena pengaruh penyesuaian tarif listrik. Dody mengatakan selain tarif listrik mengatakan konsumsi ini berada di bawah perkiraan.
Namun BI, optimistis penyaluran bantuan sosial, ini diharapkan bisa menaikkan daya beli. “Inflasi yang terjaga juga akan menaikkan daya beli, triwulan tiga diharapkan bisa membaik dibandingkan triwulan dua ini,” ujar dia.
Proses pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut, namun tidak sekuat perkiraan semula terutama akibat perlambatan konsumsi meski di sisi lain terdapat peningkatan investasi. Tekanan inflasi diperkirakan sedikit berkurang di bawah perkiraan semula akibat permintaan yang masih lemah dan terkendalinya harga pangan.
Sumber: detik.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan komentar