JAKARTA. Meski mendapat para pengusaha pemurnian mineral (smelter) soal izin ekspor mineral mentah, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bergeming. Bahkan Menteri ESDM Ignasius sudah memberikan dua izin ekspor lagi.
Sebelumnya tercatat izin ekspor diberikan kepada lima perusahaan . Kini giliran Harita Group mendapatkan izin ekspor nikel dan bauksit. Sebelumnya memang Harita Group sudah membangun smelter alumina berkapasitas dua juta ton per tahun. Setelah beroperasi, Harita Group melalui dua anak usahanya yakni PT Trimegah Bangun Permai Persada dan PT Gane Permai Sentosa mengajukan nikel dan bauksit.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Minera Kementerian ESDM Bambang Susigit menyatakan, Direktorat Jenderal Mineral Batubara sudah melakukan evaluasi atas pengajuan ekspor kedua perusahaan itu.
Kuota ekspor untuk PT Trimegah Bangun Persada sebanyak 1.559.799 ton nikel, sedangkan PT Gane Permai Sentosa sebanyak 519.933 ton nikel. “Nanti saya cek, apakah sudah keluar atau belum,” ujar Bambang kepada KONTAN, Minggu (30/7).
Alasan pemberian rekomendasi ekspor itu karena kedua perusahaan tersebut membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral. Tapi sayang, Bambang tidak bersedia mendetailkan berapa kapasitas smelter serta dimana saja lokasinya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM juga menerbitkan rekomendasi ekspor yang cukup fantastis. PT Dinamika Sejahtera Mandiri misalnya, mendapatkan ekspor 2,7 juta ton selama satu tahun dengan melaporkan pembangunan smelter berkapasitas 7 juta ton di Kalimantan Barat (Kalbar).
Sementara PT Ceria Nugraha Indotama mendapatkan rekomendasi sebanyak 2,3 juta ton selama setahun. Kapasitas smelter di Makassar itu sekitar 5 juta ton .
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I), Jonatan Handjojo menegaskan, sikap pemerintah yang masih membuka keran ekspor rendah menyebabkan harga nikel semakin ambruk. “Banyak perusahaan melter menghentikan operasi karena itu,” ujar Jonatan.
Dia menyesalkan, mengapa Kementerian ESDM cuek terhadap instruksi Presiden Joko Widodo. Apalagi smelter nikel yang berhenti sudah lebih banyak lagi. “Sudah ada 20 smelter nikel yang berhenti, karena ambruknya harga,” terang Jonatan
Sumber : Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi

Tinggalkan komentar