Jakarta, pemenuhan kebutuhan kapas untuk industri tekstil saat ini hampir 100% berasal dari impor. Padahal Indonesia adalah salah satu negara penghasil kapas, meskupun tidak dalam jumlah yang besar.

Ketua asosiasi pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengungkapkan, alasan industri tekstil asih bergantung pada impor karena cuaca Indonesia kurang bagus untuk mengembangkan tanaman kapas.

Menurutnya, kapas bisa tumbuh di Indonesia namun belum tentu hasinya bagus.”kapas saat ditanam harus diberikan air terus menerus, tatapi waktu berbuah tidak boleh jeba aur. Sedangkan Di indonesai hujannya tidak bisa diprediksi,”  tutur ade, rabu(6/9).

Menurutnya, produksi kapas di Indonesia sangat kecil Produksi Kapas Di Indonesia paling besar hanya memenuhi 4% dari kebutuhan kapas Industri.

Berdasarkan penuturan Ade, Indonesia lebih banak mengimpor kapas dari Amerika Serikat (AS), Brasil dan Australia. “Negar-negara ini berganti ganti urutannya, dilihat dari kualitas dan harga masung masing dan mereka saling bersaing untuk pasar Indonesia,” Ujar Ade.

Sumber: Harian Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

Kategori:Artikel

Tag:artikel pajak, berita pajak, berita pengampunan pajak, berita tax amnesty, cara ikut pengampunan pajak, cara ikut tax amnesty, dampak tax amnesty, DPR, efek tax amnesty, ikut pengampunan pajak, ikut tax amnesty, kebijakan negara, kebijakan pajak, kebijakan pemerintah, pajak, pajak indonesia, pelaksanaan pengampunan, pelaksanaan pengampunan pajak, pelaksanaan tax amnesty, pemeriksaan, pemeriksaan pajak, pemutihan pajak, penerimaan negara, penerimaan pajak, Pengampunan pajak, repatriasi dana, repatriasi dana dari luar negeri, tarif pengampunan pajak, tarif tax amnesty, tax amnesty, update tax amnesty