
Keputusan pemerintah untuk melakukan impor beras sebanyak 500.000 ton dinilai sejumlah pengamat sangat terlambat. Pasalnya, keran impor dibuka saat mendekati musim panen raya yakni Maret mendatang.
Pandangan ini salah satunya diutarakan oleh Pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santoso.
“Beras impor saya khawatirkan mendekati panen raya, akhir Februari (beras sampai di masyarakat), padahal Maret itu sudah panen raya, keefektifan kebijakan ini justru saya pertanyakan,” ujar Andreas kepadaOkezone, Minggu (14/1/2018).
Oleh sebab itu, dirinya menyarankan, pemerintah harus menahan untuk salurkan impor beras bila masa panen raya tiba.
“Harus tahan, jangan digelontorkan ke pasar, kalau digelontorkan ke pasar akan merugikan petani, nanti harga gabah bisa jatoh. Itu yang harus betul-betul dipertimbangkan pemerintah,” jelas dia.
Menurutnya, yang harus dilakukan pemerintah adalah menyimpan beras impor tersebut sebagai cadangan beras pemerintah (CBP). Sehingga, ketika terjadi goncangan harga pemerintah dapat mengeluarkan pasokan beras dari CBP.
“Ya sudahlah, jadikan simpanan pemerintah, jadi CBP. Harus dikelola baik-baik,” sarannya.
Andreas menjelaskan, harusnya mempertimbangkan opsi impor dilakukan pemerintah sejak bulan Juli 2017. Pasalnya, kata dia, masa-masa itu sudah terlihat mulai terjadinya pengurangan gabah di petani, bahkan penggiling-penggiling gabah kecil sudah tak mendapat pasokan.
“Enggak perlu ditakutkan mengancam swasembada karena ketika masuk disimpan dulu aja (jadi CBP), nanti terjadi guncangan harga dengan segera simpanan tersebut bisa digunakan. Tidak akan ganggu program swasembada atau apapun lainnya, kan disimpan, gada masalah sama sekali,” jelasnya.
Dia pun menegaskan, tak ada yang salah untuk pemerintah melakukan impor beras. Terlebih lagi stok beras sudah menunjukkan pengurangan sejak 3 tahun terakhir.
“Impor itu ga masalah, disimpan buat CBP. Stok Bulog ini 3 tahun terakhir stoknya terus menurun, daya serap menurun tiap tahun. Kenapa? Karena ada gangguan diproduksi, kalau produksi berlimpah, stok bulog berlimpah pastinya,” pungkasnya.
Sumber : okezone.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan komentar