Persiapan Akhir Tahun Dorong Kenaikan Impor

a0538-tax2bamnesti

JAKARTA – Kenaikan impor yang mini tidak bisa mengejar doronan ekspor akibat kenaikan harga komoditas. Sehngga pada Oktober 2016, neraca perdagangan tercatat surplus US$ 1,21 miliar. Nilai itu turun tipis dibandingkan surplus September 2016 yang sebesar US$ 1,27 miliar.

Ekspor Oktober 2016naik 0,88% menjadi US$ 12,68 miliar dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara impor naik 1,55% menjadi US$ 11,47 miliar. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto bilang, kenaikan impor didoron impor mesin dan peralatan listrik, terutama telepon seluler dan kapal laut.

Berdasarkan kelompok penggunakan barang, kenaikan nilai impor didorong oleh impor barang mdoal 8,95% (mtm). Pada September 2016, impor kelompok ini turun 11,98% dibanding Agustus 2016. Peningkatan impor juga didorong impor bahan baku atau penolong sebesar 0,59% dibanding bulan sebelumnya, terutama pada kelompok bahan baku industri dan kelompok makanan dan minuman. Sementara impor barang konsumsi kembali melemah 3,86%, terutama pada kelompok barang makanan dan minuman dan kelompok barang konsumsi tahan lama.

Secara kumulatif Januari-Oktober 2016, impor barang modal dan bahan baku atau penolong masih mencatatkan penurunan masing-masing sebesar 11,8% dan 8,6% (yoy). Hanya impor barang konsumsi tumbuh 13,75% (yoy).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowod bilang, impor maupun ekspor membaik sejak Agustus lalu. Itu menunjukkan aktivitas ekonomi berkembang baik dan diharpkan berlanjut pada November dan Desember tahun ini. “Kalau tetap bagus, kita semakin kompetitif bersaing menghadapi situasi yang belum pulih,” kata Sasmito.

BPS mencatat ekspor lemak dan minyak hewan nabati naik tinggi pada Oktober 2016. “Karena harga CPO mulai naik,” kata Suhariyanto.

Harga komoditas  lain yang naik seperti batubara, karet, tembaga, logam, alumunium, dan seng. Termasuk juga harga kopra, karet, dan logam.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih bilang, kenaikan impor barang modal secara bulanan pada Oktober tahun ini sejalan dengan realisasi proyek pemerintah di akhir tahun yang biasanya lebih tinggi. Namun kinerja impor barang modal masih perlu diperhatikan lantaran secara akumulasi nilainya belum bisa melampaui 2015. “Impor barang modal year to date yang melambat terefleksi dari perlambatan ekonomi,” kata Lana.

Kenaikan tipis impor barang baku atau penolong secara bulanan perlu diperhatikan. Kenaikan tipis impor bahan baku atau penolong mengindikasikan permintaan dalam negeri naik, tetapi hanya karena untuk persiapan Natal dan tahun baru.

Sampai akhir tahun, Lana memproyeksikan neraca perdagangan bisa surplus, tetapi lebih rendah dibanding surplus tahunlalau US$ 7,67 miliar. Ia berharap kinerja impor terendah terjadi pada tahun lalu, sementara tahun ini mulai membaik.

Penulis: Adinda Ade Mustami

Sumber: Harian Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Pemeriksaan Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar