Harga Naik Musiman Tak Terbendung

cabe

Harga komoditas pangan mulai menunjukkan kenaikan harga dan akan berlanjut hingga pertengahan bulan ini

JAKARTA. Jelang akhir tahun, harga komoditas pangan mulai menunjukkan tren naik. Komoditas pangan yang selama ini stabil seperti beras, daging sapi, daging ayam, dan telur ayam bakal berpotensi naik mulai pertengahan bulan ini. Komoditas ini bakal menuyusl cabai dan bawang merwah yang sudah lebih dahulu naik sejak Oktober 2016.

Tanda-tanda kenaikan harga pangan sudah bisa tercium sejak awal bulan ini. Berdasarkan pantauan KONTAN di sejumlah pasar tradisional di Jakarta, harga pangan mulai naik meski masih dalam taraf wajar.

Misalnya, harga beras di Pasar Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Harga beras untuk jenis medium harganya berkisar antara Rp 9.500-Rp 11.000 per kilogram (kg) atau naik dari sebelumnya Rp 9.300-Rp 10.700 per kg.

Herdin Akmal, pedagang beras di Pasar Cempaka Putih menyatakan, tren harga beras memang selalu melonjak ketika masuk bulan Desember. Meski begitu, ia menyatakan kenaikan harga beras ini tidak mempengaruhi pasokan. “Jumlah pasokan stabil, tidak ada pengurangan, hanya saja harganya sedikit naik, “ujarnya kepada KONTAN, Kamis (1/12).

Beranjak ke Pasar Senen, Jakarta Pusat, pantauan KONTAN di pasar ini harga daging sapi mulai bergerak naik dari sebelumnya Rp 120.000 per kg menjadi Rp 125.000 per kg. Widagdo, pedagang daging sapi di Pasar Senen menyebut tren harga daging sapi naik bukan karena pasokan kurang dan permintaan tinggi, tapi karena harga beli pedagang yang sudah mulai mahal dari Rumah Potong Hewan (RPH).”Biasanya kenaikan harga ini akan bertahan hingga tahun baru nanti, “paparnya.

Untuk komoditas lain seperti ayam dan telur juga diprediksi bakal naik mulai bulan ini. Meskipun dari pantauan KONTAN harga ayam ras berkisar antara Rp 32.000-Rp 35.000 per ekor atau cukup stabil, sedangkan harga telur ayam terkendali di level Rp 22.000 per kg.

Abdullah Mansuri, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyatakan kenaikan hrga komoditas pangan di luar cabai dan bawang memang saat ini belum terlalu signifikan. “Namun, aroma harga bakal naik sudah mulai dicium oleh pedagang di pasar, “ungkapnya.

Abdullah menyebut, pembuktian soal kenaikan harga pangan ini bisa dilihat mulai 10 Desember-15 Desember mendatang. Pasalnya, siklus kenaikan harga pangan akhir tahun terjadi di waktu ini sekitar 10% setiap tahun. “Tak perlu bicara pasokan dan permintaan lagi, kenaikan harga pangan kerap ditentukan momentum, seperti Natal dan Tahun Baru, “ujar Abdullah.

Cabai –bawang tinggi

Situasi semakin pelik karena kenaikan harga cabai dan bawang merah hingga kini belum bisa teratasi dengan baik. Meski tak semahal sebelumnya, harga cabai mulai kembali turun ke level Rp 60.000 per kg dari sebelumnya Rp 70.000 per kg , sedangkan bawang masih stabil di angka Rp 50.000 per kg.

Abdullah bilang diprediksi harga ini bakal bertahan hingga awal tahun depan karena panen kedua komoditas ini masih bersifat regional dan tak mampu menurunkan harga secara signifikan.

Benny Kusbini, Ketua ewan Hortikutura Indonesia mengatakan kondisi yang dialami cabai dan bawang tahun ini sebenarnya sudah bisa di detekdi namun tak bisa diantisipasi pemerintah.

Benny bilang, pemerintah paham bahwa cabai dan bawang sangat rapuh terhadap cuaca. Solusinya harus membuat inovasi dalam penanaman, sehingga bebas dari gangguan cuaca. “Petani cabai dan bawang pernah mengusulkan agar pemerintah memfasilitasi pembangunan ruang pelindung, tapi tak pernah digubri, “ujarnya.

INS – 03 /PJ/ 2016

INS – 08 /PJ/2016

Penulis: Fahriyadi

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar