JAKARTA. Tekanan inflasi sampai akhir tahun 2016 diperkirakan akan lebih rendah. Hasil survey harga mingguan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) hingga pertengahan bulan ini, inflasi masih berada di bawah 0,5%.
Bahkan menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, hingga pekan kedua Desember 2016 inflasi masih berada di sekitar angka 0,2%.Walau lebih tinggi dibanding hasil survey pekan pertama yang tercatat 0,18%, angka itu menunjukkan inflasi Desember 2016 masih terjaga.
Dengan perkembangan itu, menurut Mirza, ada peluang inflasi akhir tahun 2016 berada di bawah 3% year on year (yoy). Sebab, inflasi akhir bulan November 2016 tercatat sebesar 2,79% (yoy). “Tetapi kami tidak mau terburu-buru menyimpulkan karena belum selesai akhir Desember, “kata Mirza, akhir pekan lalu.
Jika prediksi BI ini benar, maka inflasi tahun ini menjadi terendah sejak tahun 2009. Inflasi di saat krisis moneter tersebut tercatat sebesar 2,78% (yoy), setelah pada tahun sebelumnya inflasi melonjak di angka 11,06%. BI sebelumnya memperkirakan inflasi akhir tahun 2016 berada dikisaran 3%-3,2% (yoy), lebih rendah dari inflasi tahun lalu yang tercatat 3,35%(yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara sebelumnya bilang, inflasi inti tahun ini akan terjaga. Hal itu disebabkan oleh masih terbatasnya permintaan domestic, terkendalinya ekspektasi inflasi dan menguatnya nilai tukar rupiah.
Harga turun?
Menurut Tirta, harga yang diatur pemerintah (administered prices) mengalami deflasi didukung oleh rendahnya harga energy. Di sisi lain, tekanan inflasi dari barang bergejolak atau volatile food meningkat didorong adanya gangguan pasokan, antara lain karena factor cuaca.
Inflasi yang lemah sedikit tergambar dari data Harga Kebutuhan Pokok Nasional pada Desember 2016 versi Kementerian Perdagangan. Menurut data itu, harga cabai merah keriting, cabai merah biasa dan bawang merah cenderung turun. Harga cabai merah keriting pada 1 Desember 2016 adalah Rp 49.490 per kg, turun menjadi Rp 43.990 per kg pada 23 Desember 2016. Sementara cabai merah biasa pada periode yang sama turun dari Rp 46.970 per kg menjadi Rp 41.290 per kg. Sedangkan harga bawang merah turun dari Rp 41.110 per kg menjadi Rp 38.820 per kg.
Namun harga daging sapi, daging ayam, dan telur ayam cenderung naik. Pada 1 Desember 2016 masing-masing komoditas tersebut sebesar Rp 113.810 per kg, Rp 29.700 per kg, dan Rp 22.070 per kg. Namun pada 23 Desember harga tiga komoditas pangan itu naik menjadi Rp 114.720 per kg, Rp 32.150 per kg, dan Rp 24.340 per kg.
Namun Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansyuri tidak percaya begitu saja dengan data KEmdag. Menurutnya, harga pangan mulai naik sejak medio Desember 2016. Bahkan dia menyebutkan kenaikan harga terjadi bertahap sekitar 5% setiap hari.
Dia bilang jika tidak ada tindakan nyata pemerintah untuk memenuhi stok pangan, maka pada akhir Desember rata-rata kenaikan harga pangan bisa mencapai 40% hingga 50%. “Kami meminta pemerintah tidak terlena dengan data pangan di atas kertas yang bagus, sementara di lapangan harga justru naik, “ujarnya, Jumat (23/12).
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan memperkirakan, inflasi sampai akhir tahun ini akan berada di level 3,3% (yoy). Masih terjaganya tingkat inflasi pada tahun ini menurutnya, menunjukkan adanya perbaikan ekonomi dalam negeri. Namun demikian, dia bilang, di sisi lain rendhanya inflasi yang terjadi pada tahun ini menunjukkan bahwa permintaan masyarakat masih lemah.
Penulis: Adinda Ade Mustami
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi

Tinggalkan komentar