Bahan Baku Naik, Harga Kabel Ikut Melar

kabel

JAKARTA. wahai para pemilik proyek yang membutuhkan banyak kabel, bersiaplah merogoh kocek lebih lebar. sebab,produsen kabel telah menaikan harga jual kabel. penyebabnya adalah, kenaikan biaya produksi akibat kenaikan harga bahan baku kabel.

noval jamalullail, ketua umum asosiasi pabrik kabel listrik indonesian (Apkabel), bilang, harga bahan baku tembaga di LONDON Metal Exchange (LME) tahun berkisar di harga US$ 4.500 per ton. namun, belakangan ini harganya bertengger di posisi US$ 6.000 per ton sudah naik 33%.

walhasil, harga jual kabel naik antara 5% sampai 10%. “kabel tembaga bisa naik menjadi US$ 7.000 per ton.” kata Noval, kepada KONTAN, Rabu (3/1). Tak hanya kabel jenis tembaga saja, kenaikan harga juga bisa terjadi pada kabel alumunium untuk transmisi listrik.

noval menuturkan, harga bahan baku kabel transmisi naik 10% dari harga awal tahun lalu pada kisaran US$ 1.700 per-ton – US$ 1.800 per ton. Kenaikan harga bahan baku mengerek harga jual kabel alumunium transisi. “harga jual kabel alumunium naik menjadi US$ 2.500 per ton,” kata Noval.

Kenaikan harga bahan baku kabel tersebut juga disampaikan yogiawan, sekertaris perusahaan PT Voksel electic Tbk. Yogiawan menilai, kenaikan harga bahan baku terjadi bukan karena kenaikan permintaan, melainkan hanya karena aksi spekulan yang memainkan harga.

soal kenaikan harga ini, yogiawan tidak menjelaskan secara mendetail, apakah pihaknya menaikkan harga atau tidak. ia hanya bilang, akan berhati hati dalam menentukan harga. “kami harus berhati-hati menaikan harga jual” kata Yogiawan, kepada KONTAN Selasa (28/2).

Dari sisi permintaan kabel, apkabel memproyeksikan, kebutuhan kabel alumunium tahun ini mencapai 87,5 juta meter tahun ini. kebanyakandigunakan PT perusahaan listrik negara (PLN). “Nilai proyek kabel transmisi saja Rp 5 triliun,” kata Noval kepada KONTAN, Rabu (3/1).

berbeda dengan tahun lalu, saat proyek kabel transmisi belum ada, karena banyak proyek listrik nmengkrak. sementara potensi permintaan kabel distribusi atau kabel tembaga sekitar 5 triliun.

Menarik investor

selain proyeksi kelistrikan, permintaan kabel juga datang dari proyek telekomunikasi, salah satunya dari palapa ring. namun, pemain proyek kabel telekomunikasi berupa fiber optik tersebut tidak banyak, terutama proyek fiber optik bawah laut.

menurut Noval, pemain lokal yang mengembangkan bisnis kabel bawah laut tersebut hanyalah PT communication cable system Indonesia. “secara jarak, memang kabel yang didaratan lebih panjang. tapi secara nilai lebih besar proyek kabel bawah laut,”jelsa novel

kekurangan pemain di industri kabel submarine (bawah laut) di indonesia tersebut sejatinya bisa menjadi peluang bagi investor asing berinvestasi. begitu juga dengan pemain dalam negri, yang bisa ambil kesempatan dengan memperbarui mesin dan ekspansi kapasitas produksi. ” Tahun ini ada tiga sampai empat perusahaan asing yang mau investasi di Indonesia, salah satunya dari China, mereka ingin mendirikan pabrik,” kata Noval

Sumber: Harian Kontan, 2 maret 2017

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Artikel

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar