BANK Indonesia (BI) dan pemerintah meluncurkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) nasional. Ini merupakan sistem informasi berbasis website untuk memantau perkembangan harga pangan nasional. Dengan sistem ini diharapkan bisa mengurangi kesenjangan informasi harga antara produsen dan konsumen.
PIHPS menyediakan informasi harga komoditas pangan strategis secara harian di 164 pasar tradisional di 82 kota di Indonesi.PIHPS juga mencakup data harga 10 komoditi pangan dengan 21 varian. Dengan demikian, pengambilan kebijakan lebih mudah memantau harga pangan dan mengambil kebijakan mencegah lonjakan inflasi. Masyarakat juga bisa memantau secara daring (online) di http://www.hargapangan.id atau via aplikasi Android dan IOS. “10 komoditi berbobot lebih 50% bobot volatile food. Kalau kita berhasil kendalikan 10 komoditi ini maka inflasi volatile food rendah dan mampu mendorong inflasi rendah, ” kata Gubernur BI Agus Martowardjo saat memberikan sambutan peluncuran PIHPS, Senin (12/6).
Sebanyak 10 komoditi itu terdari dari beras, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir dan minyak goreng. Semester kedua nanti, data harga pangan dari pasar moderen di 52 kota dan pedagang besar akan memasuk ke sistem tersebut. tahun 2018, PHIPS juga akan memasukan harga 10 komoditi yang sama di tingkat produsen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap, PHIPS mampu menyajikan harga terkini. “Kalau harga rendah bisa kesejahteraan turun. Kalau harga tinggi konsumen akan alami pengaruh negatif. Dilema ini perlu kita kelola sehingga bisa kita memformulasikan kebijakan yang tepat,” tambahnya.
Sumber: Harian Kontan, Selasa 13 juni 2017
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi

Tinggalkan komentar