JAKARTA. Ambruknya sisi barat jembatan Babat-Widang yang menghubungkan Kabupaten Tuban dan Lamongan berdampak pada arus distribusi barang, meski tidak terlalu besar. Pengiriman logistik agak terhambat.
Misalnya, pengiriman semen oleh PT Semen Indonesia Distributor, yang merupakan anak usaha PT Semen Indonesia Tbk. Jembatan itu terhubung langsung dengan Jalan Raya Gresik-Babat, yang mana lokasi PT Semen Indonesia Distributor berada.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk Agung Wiharto menjelaskan, ambruknya jembatan itu memberikan pengaruh pada distribusi Semen Indonesia. “Di Jawa Timur kami memiliki delapan area pemasaran, jalur itu satu di antara delapan,” katanya, saat dihubungi, Rabu (18/4).
Berhubung akses jalan tersebut saat ini mengalami kelumpuhan, Semen Indonesia harus menggunakan jalur lain yakni melalui Jalan Daendels. Pupung, panggilan Agung, menyebutkan, jalur tersebut sedikit banyak memberikan dampak pada efisiensi operasional. Waktu tempuh menjadi 30 menit sampai 50 menit lebih lama. “Mungkin kalau mengantre bisa sampai satu jam, tapi itu cuma satu area. Jadi tidak terlalu signifikan dampaknya,” terang Pupung.
Perusahaan jasa logistik tentu juga terkena dampak ambruknya jembatan Babat-Widang. Prsiden Direktur JNE Mohammad Feriadi menjelaskan, pengaruh insiden jembatan itu adalah menambah beban operasional, terutama di wilayah sekitar jembatan. “Kiriman antarkota banyak memakai pesawat udara,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (18/4).
Kendati ada sedikit pengaruh beban operasional terhadap pengiriman, Feriadi berujar, perusahaan ini tidak memberikan perubahan biaya ke konsumen. “Konsekuensinya menjadi beban kami,” ungkapnya.
Jembatan nasional Babat-Widang ambruk pada pukul 10.30 WIB, Selasa (17/4). Dalam peristiwa tersebut, tiga truk ikut jatuh ke dalam sungai bersama material beton jembatan.
Sumber: Harian Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Artikel
Tinggalkan Balasan