Jakarta. Pelaku usaha di sektor makanan dan minuman dirundung kekhawatiran. Kebijakan proteksionisme yang dilakukan oleh beberapa negara bisa menyebabkan ekspor produksi makanan minuman terganggu.
Adhi S Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), mengatakan, saat ini kinerja ekspor produk makanan minuman belum bergerak kencang. “Jangan sampai ketinggalan dengan negara tetangga,” kata Adhi, Rabu (4/4)
Adhi berharap agar pemerintah segera menyelesaikan perjanjian kerjasama perdagangan dengan negara-negara mitra. Bila skema kerjasama tersebut dapat diterapkan, maka beban bea masuk impor di negara tujuan dapat diminimalkan.
Menurut Adhi, margin yang diperoleh industri makanan dan minuman dalam negeri terus menipis lantaran tingginya bea masuk. Alhasil, perusahaan Indonesia jadi kalah saing dengan perusahaan asing.
Tahun ini, Gapmmi memproyeksikan ekspor produk masih belum menunjukkan perbaikan. Adhi memperkirakan, penjualan pada Januari dan Februari masih melemah karena daya beli masyarakat menurun.
Sumber: Harian Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan Balasan